Kehadiran Mohamed Salah di Liverpool Bikin Komentar Anti-Muslim Berkurang 50 Persen

- Rabu, 15 September 2021 | 15:04 WIB
Mohamed Salah bersama keluarga
Mohamed Salah bersama keluarga

Kehadiran Mohamed Salah di Merseyside tidak hanya mengubah Liverpool menjadi lebih atraktif di kancah Liga Primer. Tetapi ternyata juga mengubah persepsi orang Inggris terhadap Islam.

Dua hari lalu media sepakbola terkemuka ESPN FC baru saja memposting twit terkait persepsi ini.

"Beberapa tahun yang lalu, sebuah penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Stanford mengungkapkan bahwa sejak Mo Salah mulai bermain untuk Liverpool, kejahatan rasial di wilayah Merseyside turun 19% dan komentar anti-muslim online berkurang 50%", begitu tulis akun terverifikasi @ESPNFC.

Baca Juga: Lawan Liverpool, AC Milan Tanpa Dukungan Ultras

Alexandra Siegel, seorang sarjana postdoctoral di Stanford's Immigration, seperti ditulis Stanfor Magazine awalnya merasa penasaan dengan hangatnya sambutan pubik sepakbola Inggris terhadap ujung tombak The Reds. Padahal mereka tahu, Salah adalah muslim yang taat, sementara disadari banyak pria Inggris dan menurut data opini publik di negara itu tidak mendukung muslim.

Siegel dan tiga rekannya penasaran apakah perubahan haluan budaya yang nyata ini didukung secara statistik.

Hasilnya luar bisa mencengangkan. Mereka menemukan bahwa sejak Salah bergabung dengan Liverpool FC, tingkat kejahatan rasial di daerah asal tim Merseyside telah menurun dibandingkan dengan negara-negara Inggris lainnya. Begitu pula suara anti-Muslim telah menurun di akun Twitter penggemar Liverpool dibandingkan dengan yang ada di tim sepak bola lainnya.

Baca Juga: Liverpool Siapkan 1 Triliun Untuk Gaet Jude Bellingham


"Ketika penggemar Liverpool diingatkan bahwa Salah adalah seorang Muslim yang taat, mereka secara signifikan lebih mungkin mengatakan bahwa Islam sesuai dengan nilai-nilai Inggris," tulis StanfordMag.


Sejak hasil penelitian ilmiah itu dirilis secara online pada akhir Mei, bertepatan waktunya dengan kejuaraan sepak bola Eropa, kabar mengenai itu telah dibagikan puluhan ribu kali di Twitter dan Facebook yang kemudian dikutip oleh media berita besar, seperti Economist .


“Senang sekali melihat apa yang ingin diketahui oleh orang-orang yang bukan spesialis di bidang ini,” kata William Marble, salah satu dari tiga mahasiswa pascasarjana ilmu politik yang ikut menulis makalah dengan Siegel. “Mereka jauh lebih tertarik pada gambaran besar yang dibawa pulang.”


Yang terbesar dari takeaways itu? Paparan kepada anggota kelompok minoritas dalam konteks kegiatan rekreasi apolitis dapat menjadi alat yang ampuh untuk mengubah persepsi.


“Ini menyoroti perlunya agenda penelitian yang lebih luas ke dalam jenis efek selebriti ini,” kata Siegel. “Tidak hanya oleh akademisi, tetapi oleh pembuat kebijakan yang tertarik pada upaya pengurangan prasangka.”***

Editor: Fauzan Jazadi

Tags

Terkini

X