Oleh Algooth Putranto
Penikmat sepakbola, pecinta PSIS
Sebagai sarjana ilmu pasti, statistik adalah dasar dalam pengambilan keputusan. Statistik dalam sepakbola adalah alat yang sangat membantu untuk mengevaluasi pemain maupun kesebelasan. Jadi sederhananya, statistik sangat membantu sepakbola.
Sayangnya, bagi saya yang kemudian menemukan nikmatnya ilmu sosial melihat statistik--meski menolerir kesalahan (error)--sesungguhnya terlalu kaku untuk melihat manusia secara utuh. Dan sepak bola adalah salah satu fenomena sosial manusia. Banyak hal yang mustahil, dan hil yang mustahal! Sepak bola memberikan keajaiban di luar nalar.
Semua bisa terjadi ketika si kulit bundar diperebutkan sekelompok manusia yang seumur hidupnya berlatih untuk menggocek, menendang, menyudul, saling sikut, adu lari dan kadang sikut untuk menceploskan si kulit bundar ke gawang.
Statistik pula yang rupa-rupanya tak berpihak pada timnas Indonesia dalam meladeni timnas Thailand pada Piala AFF. Keduanya akan bertemu di babak final Piala AFF 2020. Ini adalah laga klasik di Asia Tenggara.
Partai puncak Piala AFF 2020 akan berlangsung dalam dua pertandingan di Stadion Nasional, Singapura. Pertandingan pertama akan dihelat pada 29 Desember 2021. Tiga hari kemudian, pertemuan kedua akan dilangsungkan pada 1 Januari 2021.
Skuad Garuda asuhan Shin Tae-yong berhasil melangkah ke final dengan susah payah menyingkirkan Singapura. Selepas imbang 1-1 pada pertemuan pertama, pada laga kedua timnas kita menang 4-2. Ini pun susah payah. Melawan delapan Singa, Garuda kita dipaksa bertanding hingga perpanjangan waktu.
Sementara Thailand melaju ke final dengan meyakinkan. Tak terkalahkan sejak pertandingan pertama. Pada semifinal, Gajah Perang menggilas juara bertahan Vietnam 2-0 di laga pertama dan memaksa imbang tanpa gol pada pertandingan kedua.
Bagi Indonesia dan Thailand, ini adalah pertemuan ke empat di final AFF. Tiga pertemuan sebelumnya yakni tahun 2000, 2002, 2016, timnas kita selalu kalah! Dua pertemuan pertama dengan sistem satu kali bermain, Indonesia selalu kalah.
Baru pada final 2016 yang digelar dengan sistem dua kali laga, kita sempat mencuri kemenangan saat menang 2-1 di Stadion Pakansari, Bogor. Sayang pada laga kedua di Bangkok, Thailand mencukur Indonesia dengan dua gol. Hasilnya mereka menang agregat gol 3-2.
Lalu bagaimana dengan pertemuan-pertemuan lain? Secara statistik tak kalah bikin kita semakin minder. Sebagai contoh dalam pertemuan di ajang SEA Games. Dalam empat pertemuan melawan Thailand di SEA Games. Tim 'Gajah Perang' memetik tiga kemenangan termasuk satu di final 2013 dan sekali imbang.
Untungnya, pada pertemuan ke-empat. Timnas Indonesia berhasil menaklukkan Thailand dengan dua gol tanpa balas. Dalam laga di Rizal Memorial Stadium, Manila, Selasa (26/11/2019, Egy Maulana Vikri dan Osvaldo Haay membuat Akira Nishino kehilangan kursi pelatih timnas Thailand.
Jadi apakah pada pertemuan ke-empat di ajang AFF, kita dapat mengulang sejarah kemenangan atas Thailand? Secara statistik jawabannya akan menyatakan TIDAK. Lini belakang timnas kita keropos mirip beton Tol Cipali yang belum lima tahun operasional sudah ditambal sana-sini.
Artikel Terkait
Timnas Indonesia Punya Satu Kesempatan untuk Lolos ke Final Piala AFF
Shin Tae Yong Larang Pemain Timnas Makan Gorengan. Mau Tau Kenapa?