JAKARTA- Mantan anggota Komite Etik FIFA Dali Tahir ikut memberikan pandangan terkait tragedi Kanjuruhan yang kemudian memunculkan isu Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI.
Atas nama pribadi dan sepakbola, Dali Tahir mengucapkan rasa duka yang mendalam atas tragedi Kanjuruhan.
“Dari lubuk hati yang dalam, saya berdoa semoga seluruh saudara kita yang wafat, ditempatkan oleh Allah SWT di tempat terbaik, aamiin ya Rabb,” tutur Dali Tahir melalui tulisannya yang diterima sejumlah media, Selasa (25/10/2022).
“Jujur, saya masih gemetar hingga saat ini. Saya tak akan pernah melupakan kejadian itu. Selama 40 tahun saya aktif di dalam dunia persepakbolaan, baik di dalam maupun luar negeri, kisah kelam Kanjuruhan sungguh tak pernah kita harapkan,” tambahnya.
Menurut Dali Tahir yang juga Pendiri Liga Galatama itu, pihaknya ingin hukum yang berlaku di Indonesia dan di sepakbola diterapkan untuk menyelesaikan tragedi Kanjuruhan.
Sampai saat ini, korban yang meninggal akibat tragedi Kanjuruhan mencapai 134 orang.
“Jujur, saya ingin hukum positif berlaku dan saya ingin hukum sepakbola (statuta FIFA dan PSSI) berjalan,” kata Dali.
Sebagai orang yang sudah mengalami banyak kejadian sepakbola, lanjut dia, tragedi Kanjuruhan sungguh-sungguh sangat memilukan, menyedihkan, dan menyakitkan.
“Meski demikian, kita pun harus bisa melihat semua itu dengan posisi yang relatif berimbang,” terangnya.
Mengenai adanya dorongan digelarnya KLB PSSI, Dali Tahir memberikan pandangan sesuai apa yang dia pernah alami sejak berkecimpung di sepakbola puluhan tahun lamanya.
“Belakangan ini, banyak yang mendorong untuk dilakukan KLB. Ada kemarahan yang menyembul di sana. Sekali lagi, sungguh, saya sangat memahami. Sebagai mantan praktisi sepakbola nasional, saya ikut melahirkan Arseto bersama Mas Sigit putra Pak Harto, dan sebagai pengurus PSSI, saya mengalami berbagai momen krusial di organisasi sepakbola yang usianya jauh lebih tua dari republik, saya paham betul situasinya,” ungkapnya.
“Saya menghargai pandangan tersebut. Tapi, maaf, Ali Sadikin yang di KLB 1980an awal, tidak membuat PSSI menjadi lebih baik. Nurdin Halid digempur, didemo selama delapan bulan, juga tidak membuat PSSI menjadi baik. Mengapa? Karena dasar penggulingan itu emosi yang berlebih,” tambahnya.
Sebagai mantan anggota Komite Etik FIFA, dia justru ingin semua melihat persoalan dengan jernih. Dia juga ingin mengajak pecinta dan pelaku sepakbola di Tanah Air untuk taat aturan.
“Ada hukum positif. Kejarlah para pembuat masalah. Saat ini ada enam tersangka, apakah sudah cukup atau masih akan bertambah? Terus pantau itu,” kata Dali Tahir.
Artikel Terkait
PSSI Tak Memiliki Kekebalan Hukum dan Ikut Bertanggung Jawab Terhadap Tragedi Kanjuruhan.
Jokowi Menagih, Tim GIPF Tragedi Kanjuruhan Segera Serahkan Hasil Temuan
Desakan Mundur Iwan Bule Buntut Tragedi Kanjuruhan, STY: Maka Saya pun Harus Mengundurkan Diri
PSSI Tegaskan Tidak Ada Perintah ke Punggawa Timnas Indonesia Dukung Iwan Bule
Sampaikan Laporan ke Presiden, TGIPF: PSSI Mesti Tanggung Jawab
Ketua Umum PSSI dan Seluruh Exco Sudah Sepatutnya Mundur
Sosok Ratu Tisha Kembali Trending Topik Netizen Bahas Calon Ketua PSSI
Biddokes Polda Jatim Gelar Self Healing Trauma Untuk Korban Kanjuruhan di Blitar-JawaTimur
Ketika Jokowi Bertemu Presiden FIFA: Garansi Piala Dunia U-20 Hingga Rencana Bangun Ulang Stadion Kanjuruhan
Komnas HAM Akan Telusuri Rekaman CCTV Yang Dihapus Saat Tragedi Kanjuruhan
Fun Football Bos FIFA dan Ketum PSSI Tuai Kecaman Netizen: Hilangnya Empati!
Intimidasi Kepolisian Terkait Pembatalan Autopsi Korban Tragedi Kanjuruhan, Armed Wijaya: Itu Tidak Benar
Jawaban PSSI Terkait Fun Football Dengan Presiden FIFA: Murni Keinginan Gianni Infantino