Ia menyatakan bahwa PSSI di bawah kepemimpinan Mochamad Iriawan telah menorehkan prestasi yang harus menjadi salah satu poin yang harus diperhatikan sebelum terjadinya KLB.
“Selain tuntuntan TGIPF secara moral, urgensi KLB ini seperti apa? Berbanding objektif yang ada, bagaimana value semua indikator? Prestasi Timnas senior, junior, putri? Liga Indonesia 1, 2, 3? Apakah negatif?,” terang Gilang.
Baca Juga: Ingin Tingkatkan Visibilitas Website di Hasil Pencarian Google, Ikuti Strategi Berikut Ini
PSSI di era kepemimpinan Iwan Bule, panggilan akrab Iriawan, nyatanya telah menorehkan prestasi cemerlang.
Sejak ditunjuk sebagai Ketua PSSI pada November 2019, pria berusia 60 tahun itu telah membuat lompatan terhadap prestasi sepak bola Indonesia.
Di awal kepemimpinannya, ia membuat heboh dengan merekrut pelatih kelas dunia asal Korea Selatan, Shin Tae-yong yang pada Piala Dunia 2018 sanggup membawa Korea Selatan mengalahkan tim raksasa sepakbola dunia, Jerman dengan skor 2-0 yang membuat juara bertahan Piala Dunia 2014 itu tersingkir dengan status peringkat terakhir Grup F di bawah Korsel.
Ditemui disela-sela pertemuannya dengan Mensesneg yang terjadi pada Rabu 26 Oktober 2022 Iwan Bule mengatakan bahwa melalui Mensesneg Pratikno, pemerintah menginginkan dilanjutkannya Transformasi Sepak bola Indonesia. "Kemudian, Ya. Memperbaiki sepak bola nasional ke depannya, itu saja," kata Iwan Bule.
Baca Juga: Sangat Besar, Peluang Indonesia Jadi Pusat Produksi Gula
Menilik dari apa yang telah dilakukan oleh Iwan Bule dan kepengurusan PSSI saat ini seharusnya publik bisa memberikan kesempatan bagi mereka untuk berbenah.
Apalagi, saat ini dukungan pemerintah dengan mendatangkan FIFA sampai mereka berkantor di Jakarta seharusnya bisa digunakan untuk kolaborasi untuk menuju sepak bola yang lebih baik.
"Mereka sudah ada di kita, sudah ada di PSSI. Besok tanggal 29 Oktober 2022, Kemenpora, Kemenkes, Kemendagri, KONI, Kepolisian, FIFA, AFC, dan juga PSSI akan berkantor untuk persiapan Piala Dunia U-20," lanjut Iwan Bule.
KLB memang selalu diniatkan untuk memperbaiki sepak bola Indonesia, namun pada kenyataannya justru sering dimanfaatkan demi kepentingan politik dan perebutan kursi kepemimpinan PSSI yang justru merugikan insan sepak bola sendiri.***
Baca Juga: 2025, Indonesia Targetkan Sampah Plastik Laut Berkurang 70 Persen
Artikel Terkait
Hasil Tim Satgas Transformasi Bentukan FIFA-PSSI: Liga 1 Digelar 25 November
Sampaikan Laporan ke Presiden, TGIPF: PSSI Mesti Tanggung Jawab
Ketua Umum PSSI dan Seluruh Exco Sudah Sepatutnya Mundur
Sosok Ratu Tisha Kembali Trending Topik Netizen Bahas Calon Ketua PSSI
Komentar PSSI Usai Gagal Jadi Host Piala Asia 2023
Fun Football Bos FIFA dan Ketum PSSI Tuai Kecaman Netizen: Hilangnya Empati!
Jawaban PSSI Terkait Fun Football Dengan Presiden FIFA: Murni Keinginan Gianni Infantino
Pandangan Dali Tahir Soal KLB PSSI, Semua Diajak Taati Aturan