JAKARTA- Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan yang akrab disapa Iwan Bule, pernah melontarkan kalimat "Kalau mau jadi Ketua Umum PSSI tunggulah waktunya".
Jika dicermati, kalimat yang diucapkan di media sosial itu memiliki makna yang sangat mendalam.
Bisa saja, itu diartikan sebagai upaya dirinya untuk mempertahankan posisi sebagai orang nomor satu di sepakbola Indonesia hingga berakhir masa kepengurusannya pada November 2023 mendatang.
Atau, merupakan sinyal kepada pihak yang berambisi menggantikan posisinya lewat pemaksaan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI.
Baca Juga: Presiden Jokowi: Indonesia Siap Jadi Tuan Rumah Olimpiade 2036 di IKN
Pernyataan Iwan Bule itu juga menunjukkan kepada masyarakat sepakbola Tanah Air, bahwa hatinya bukan terbuat dari "batu" dengan tidak mendengarkan pendapat pihak lain, serta begitu saja melepaskan tanggung jawabnya terhadap Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan 135 orang.
Tak ada yang tahu apa yang berkecamuk dalam benaknya. Namun, Iwan Bule telah menunjukkan jika hatinya bukan terbuat dari "batu", melalui upayanya berada di Malang selama delapan hari mengunjungi dan memberikan bantuan terhadap korban setelah terjadinya Tragedi Kanjuruhan. Bantuan itu pun kembali disalurkannya pada bulan November 2022 ini.
Hal tersebut diungkapkan pengamat sepkbola Dali Tahir kepada awak media pada Rabu (16/11/2022).
Baca Juga: Lolos Babak Kedua Australia Terbuka, Gregoria Ditantang Pemain Thailand
Dali juga menyerukan agar memberikan apresiasi dan rasa simpati kepada Iwan Bule yang peduli terhadap korban Tragedi Kanjuruhan.
"Itu jelas menunjukkan bahwa hati Iwan Bule tidak terbuat dari "batu". Yang pasti, saya bisa merasakan kesedihannya dan juga beratnya beban yang harus dipikulnya akibat musibah tersebut. Dan, saya yakin Iwan Bule pasti punya program lain untuk membantu korban Tragedi Kanjuruhan sekaligus memperbaiki citra sepakbola dan pihak kepolisian di mata masyarakat Indonesia dan juga dunia," ujar Dali Tahir.
Selain itu, Dali yang juga mantan anggota Komite Etik FIFA itu mengimbau bahwa Tragedi Kanjuruhan tidak perlu dijadikan opini menggiring Iwan Bule agar bisa tersingkir dari posisinya melalui Kongres Luar Biasa (KLB).
Baca Juga: Viral Aksi Menteri Basuki Jadi Juru Foto Di Tahura Ngurah Rai, Netizen: Menteri Gue Nih!
Karena, statuta FIFA jelas menyebutkan jika KLB hanya bisa digelar atas permintaan 2/3 pemilik suara (voters) atau 1/2 plus satu anggota Komite Eksekutif PSSI sesuai Statuta FIFA.
Artikel Terkait
Desakan Mundur Iwan Bule Buntut Tragedi Kanjuruhan, STY: Maka Saya pun Harus Mengundurkan Diri
Ramai ramai Media Korea Serta Vietnam Soroti Sikap STY Yang Rela Mundur Demi Iwan Bule
PSSI Tegaskan Tidak Ada Perintah ke Punggawa Timnas Indonesia Dukung Iwan Bule
Pandangan Dali Tahir Soal KLB PSSI, Semua Diajak Taati Aturan
KLB PSSI Dinilai Tak Selesaikan Masalah
Mantan Anggota Komite Etik FIFA: KLB PSSI Bukan Solusi
Percepat Kongres, PSSI Beritahu FIFA Lewat Surat Resmi
Iwan Bule Berkomitmen Lakukan Transformasi Sepak Bola Indonesia
Mantan Komite Etik FIFA Prihatin Ada Manuver untuk Menjatuhkan Iwan Bule