JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com-
Dunia terutama sepakbola kembali kehilangan salah 1 tokoh besar dan melegenda di dalam dan luar lapangan hijau.
Legenda sepakbola Brasil, Pele, meninggal di usia 82 tahun. Ia mengembuskan napas terakhir setelah berjuang melawan kanker kolon atau kanker usus besar.
Belum lama ini, Pele sempat dikabarkan menjalani perawatan paliatif akibat penyakitnya tersebut.
Organisasi kesehatan dunia WHO menyebut, perawatan paliatif merupakan sebuah pendekatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah terkait penyakit yang mengancam nyawa.
Baca Juga: Lagi lagi Timnas Konsisten Buang Peluang Emas Dalam 3 Laga Beruntun, Ini Kata STY
Perawatan paliatif lazim diberikan pada penyakit-penyakit serius seperti:
Kanker, Gangguan darah atau sumsum tulang,Penyakit jantung, Cystic fibrosis,Demensia, Stroke dll.
Kesehatan Pele memang tidak baik-baik saja dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2015 misalnya, ia pernah dirawat karena pembesaran prostat.
Ia juga menjalani perawatan cuci darah pada 2018, menyiratkan adanya masalah dengan fungsi ginjal.
Pada 2019, peraih 3 kali gelar Piala Dunia ini juga dirawat karena infeksi kandung kemih. Infeksi ini lazimnya disebabkan oleh bakteri, dan dicirikan dengan gejala mulai dari demam, sakit di bagian perut, sering merasa ingin kencing atau anyang-anyangan, hingga sensasi seperti terbakar saat buang air kecil.
Salah seorang putri Pele, Kely Nascimento, baru-baru ini mengungkap sang legenda juga mengidap infeksi paru akibat COVID-19. Meski sudah divaksinasi, Pele mengalami gangguan imunitas akibat kemoterapi yang dijalaninya.
"Dia telah divaksinasi tapi karena pengobatan kanker, kemoterapi membuat kondisinya rentan, lalu dia mengalami infeksi paru-paru, itu sebabnya dia dibawa ke rumah sakit," kata Kely.***
Artikel Terkait
Tutup Tahun, Indonesia Patriots Diuji Dewa United
Denny JA: Saatnya Indonesia Nyatakan Pandemi Sudah Selesai