Dipimpin Orang Tidak Profesional, Sebabkan PSSI Sering Lalai dan Jatuh Korban

- Senin, 2 Januari 2023 | 15:36 WIB
Para pemain Timnas Indonesia tengah menjalani latihan. (PSSI)
Para pemain Timnas Indonesia tengah menjalani latihan. (PSSI)

JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Tragedi Kanjuruhan yang mengorbankan 135 nyawa, dinilai sebagai akibat kelalaian terhadap kekerasan di sepak bola sejak lama oleh PSSI. Fatalnya, PSSI tidak belajar dari tragedi tersebut.

"Sehingga muncul aksi kekerasan serupa, yang menimpa pemain Thailand," kata pengamat sepak bola nasional Rikki Daulay dalam keterangan tertulisnya, Senin (2/1).

Hal itu sekaligus menyoroti pernyataan Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan, yang mengaku lalai mengawal skuad Thailand dari aksi kekerasan di area Stadion GBK. Yakni saat Timnas Indonesia kontra Thailand, di laga lanjutan Piala AFF 2022, beberapa waktu lalu.

"Rentetan aksi kekerasan dalam sepak bola Indonesia, merupakan kelalaian PSSI yang terus diulang. Masalahnya terletak dari pimpinan di tubuh PSSI yang diisi oleh orang yang tidak profesional," ujarnya.

Dia mengaku lebih setuju dengan kalimat kelalaian. Dia juga berpendapat bahwa PSSI lalai, sehingga banyak terjadi peristiwa yang tidak diinginkan.

"Kenapa bisa lalai? Karena PSSI belum diisi oleh kalangan profesional. Aksi kekerasan dalam sepak bola Indonesia sudah sering terjadi, namun PSSI sebagai penanggungjawab utama sepak bola Indonesia harusnya mengetahui hal tersebut," tandasnya.

Terulang
Selain itu, seharusnya bisa meminimalisir kejadian-kejadian tersebut agar tidak lagi terulang. Mantan pemain Persikota Tangerang itu, tidak mudah untuk mengontrol semua aksi supporter.

"Akan tetapi harusnya itu sudah bisa diminimalisir. Minimal ada skenario mitigasi kerumunan supporter,” tegasnya.

Untuk itu, dia sepakat dengan desakan publik. Yakni agar dilakukan revolusi total kepada organisasi dan khususnya pengurus PSSI sekarang.

"Sebab, saya ragu jika perubahan yang signifikan dapat terwujud, apabila orang-orang yang mengurus sepak bola di Indonesia ke depannya adalah orang-orang yang sama. Yang mengabaikan standar keselamatan dan keamanan sebelumnya," ucap dia.

Dia menambahkan, sudah sangat layak PSSI direvolusi total secara menyeluruh. Hal itu agar sepakbola Indonesia tidak identik dengan kerusuhan dan jatuhnya korban.

"Sebelum aksi kekerasan dalam sepak bola Indonesia ini terjadi di kasus Kanjuruhan Malang, hingga pelemparan bus pemain Timnas Thailand, aksi serupa juga sudah terjadi sejak lama. Antara lain seperti yang kejadian di Stadion Gelora Delta Sidoarjo, dimana suporter masuk ke lapangan dan merusaki fasilitas lapangan," tuturnya.

Dipetakan
Aksi ini memang tidak menelan korban jiwa atau korban luka. Akan tetapi, aksi-aksi semacam ini harusnya sudah bisa dipetakan atau dimanilisir oleh PSSI.

"Hal itu agar tidak terulang ke depan. Namun, sayangnya tak mampu dilakukan oleh PSSI. Sehingga terjadi lagi di Stadion Kanjuruhan Malang dan pelemparan bus pemain Timnas Thailand di area stadion GBK," sesalnya.

Halaman:

Editor: Arif Muhammad Iqbal

Tags

Terkini

PSM Pimpin Klasemen Liga 1 Usai Hajar Persib 2-1

Selasa, 14 Februari 2023 | 18:22 WIB

Eks Sekjen PSSI Nugraha Besoes Tutup Usia

Senin, 6 Februari 2023 | 13:21 WIB
X