JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Langkah naturalisasi atau pemberian kewarganegaraan bagi pemain asing untuk memperkuat Timnas Indonesia, dinilai hanya merupakan kebutuhan jangka pendek. Tujuannya semata-mata demi mempercepat prestasi tim nasional.
"Naturalisasi itu cross program jangka pendek. Hanya bermanfaat jika terjadi transfer skill bagi pemain lokal," kata pakar manajemen prestasi olah raga Djoko Pekik lewat pesan tertulisnya, Jumat (6/1).
Seperti diketahui, langkah PSSI gencar menaturalisasi sejumlah nama untuk membela Tim Garuda, mendapat sorotan. Diketahui, terdapat tiga pesepak bola Eropa yang sudah resmi menjalani naturalisasi.
Yakni Sandy Walsh, Jordi Amat, dan Shayne Pattynama. Selain mereka, kabarnya PSSI juga tengah mencoba menaturalisasi Emil Audero.
Kiper Sampdoria tersebut diproyeksikan untuk mengawal gawang Timnas Indonesia. Menurut Djoko, pembinaan pemain usia muda oleh PSSI sejauh ini belum maksimal dikelola secara serius.
"Hal itu karena hingga saat ini belum ada roadmap yang jelas. Khususnya dalam pengembangan talenta sepak bola Indonesia," ujarnya.
Jalan Pintas
Dia menambahkan, kehadiran Sekolah Sepak Bola (SSB) yang sejatinya menjadi lumbung bagi calon pemain profesional, nyatanya tidak dikelola dengan baik. Akhirnya, PSSI mengambil jalan pintas untuk mendulang prestasi tim nasional dengan program naturalisasi.
"Pembinaan usia muda masih belum dilaksanakan maksimal. Memang ada banyak SSB, namun belum dikelokala secara serius, baik pelatih maupun kurikulumnya," tegasnya.
Untuk itu, dia menyarankan agar dibuatkan roadmap yang jelas dalam mendorong lahirnya generasi sepak bola Indonesia yang berkualitas. Dia juga mendorong seluruh klub di liga 1, 2 dan liga 3, mengutamakan pembinaan usia muda.
"Yakni dengan mendatangkan pelatih yang profesional. Hal itu agar masa depan sepak bola Indonesia bisa lebih baik," ucapnya
Dimana semua klub yang ada liga 1, 2 maupun 3, diharuskan melakukan pembinaan usia muda dengan pelatihan profesional. Kompetisi usia muda, harus menjadi bagian sistem program pembinaan PSSI.
Sementara itu, pengamat olah raga John Andi Oktaveri mengatakan, langkah naturalisasi yang dilakukan oleh PSSI tidak menjamin sepak bola Indonesia akan maju. Karena langkah tersebut tidak bisa digunakan untuk jangka panjang.
Tidak Berdampak
Dia menegaskan, naturalisasi untuk jangka panjang tidak terbukti dan tidak menjamin sepak bola Indonesia maju. Apalagi, pemain naturalisasi usianya sudah tua semua hingga tidak berdampak.
"Sehingga jika PSSI masih terus melakukan naturalisasi pemain, artinya gagal dalam membina pemain-pemain lokal. Selain itu, hampir semua pemain naturalisasi di Timnas Indonesia sudah tidak terpakai di klub mereka," ungkapnya.