FAPSI Dorong Pembenahan Total Stadion Sepak Bola Indonesia agar Sesuai Standar FIFA

- Kamis, 19 Januari 2023 | 12:35 WIB
Para peserta Seminar Nasional Forum Akademisi Penggemar Sepak Bola Indonesia (FAPSI) (Dok. FAPSI)
Para peserta Seminar Nasional Forum Akademisi Penggemar Sepak Bola Indonesia (FAPSI) (Dok. FAPSI)

MALANG, suaramerdeka-jakarta.com - Stadion sepak bola yang ada di Indonesia, memerlukan pembenahan total. Sehingga aman, nyaman dan sesuai standar FIFA.

Untuk itu, Forum Akademisi Penggemar Sepakbola Indonesia (FAPSI) menggelar seminar nasional, bertajuk Revolusi Infrastruktur dan Mitigasi Konflik: Pembenahan Total Stadion, Kerusuhan Suporter dan Mafia Bola. Acara tersebut digelar di Ascent Premiere Hotel, Malang, kemarin

"Kami mendukung dilakukan pembenahan total stadion sepak bola Indonesia. Sebab, ke depan banyak even keolahragaan - baik tingkat nasional maupun internasional - yang akan dilaksanakan di Indonesia," kata Dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia Anggoro Putro.

Menurutnya, masih banyak stadion sepakbola yang belum memenuhi standar FIFA. Padahal, merujuk aturan FIFA, ada 11 standar yang membuat stadion tersebut layak menggelar pertandingan internasional.

"Salah satunya pintu masuk dan keluar harus bisa dibuka dan ditutup dengan mudah. Hal itu untuk memudahkan akses masuk penonton," ujarnya.

Sehingga, pintu masuk dan keluar stadion wajib dirancang dengan memerhatikan aspek kemudahan setiap penonton bergerak. Kemudian, pintu stadion wajib didesain yang tahan tekanan banyak orang serta wajib memiliki pintu darurat.

Audit
Anggoro yang juga Kepala Satker PPP Wilayah II Jawa Tengah Kementerian PUPR itu mengatakan, saat ini pihaknya diminta untuk mengaudit kondisi stadion di seluruh Indonesia pasca terjadi Tragedi Kanjuruhan. Hal yang disorot adalah bagaimana standarisasi stadion sepak bola itu harus memenuhi beberapa parameter yang sudah ditetapkan.

"Serta mempertimbangkan keamanan dan kenyamanan bagi para penonton, pemain maupun klub. Jangan sampai ada komponen yang ketinggalan. Misalkan dressing room-nya atau medical security-nya hingga ticketing areanya harus dipikirkan," tandasnya.

Juga harus dipikirkan bagaimana penempatannya proper dan sesuai dengan apa yang menjadi kriteria dari FIFA. Sementara itu, Dosen Teknik Sipil Universitas Mercu Buana Madjumsyah Hariadi, mendorong agar organisasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) melakukan pembenahan secara serius. Khususnya terhadap seluruh stadion yang ada di Indonesia.

Menurutnya, Tragedi Kanjuruhan harus dijadikan momentum untuk melakukan perbaikan stadion. Sehingga nyaman, aman bagi para penonton maupun pemain.

"Untuk mendapatkan stadion yang baik, nyaman dan aman, harus diperhatikan dari sisi perencanaannya dulu. Perencanaannya itu kira-kira mau pakai material apa dan harus kuat, ada tahan terhadap pukulan benda keras," tegasnya Mardjumsyah usai mengikuti diskusi.

Lalu, kata dia, terkait materialnya, kemudian sedemikian rupa. Perangkat-perangkat yang vital dalam stadion itu didesain tidak bisa disentuh atau tidak bisa dirusak oleh penonton jika terjadi chaos, gempa bumi dan lain-lain.

Kekurangan
Mardjumsyah membeberkan masih banyak kekurangan yang stadion di Indonesia. Salah satunya yakni jumlah pintu exit atau pintu keluar evakuasi yang memadai, saat terjadi sesuatu yang tidak dikehendaki.

"Kalau kekurangannya mungkin fasilitas evakuasi. Bagaimana jika terjadi kerusuhan, misalnya evakuasinya seperti apa, apakah sudah disediakan, apakah sudah ada komunikasi antara penyelenggara dengan penonton ataupun fans atau komunitasnya. Kemudian, bagaimana mereka untuk mengevakuasi diri,” jelasnya.

Halaman:

Editor: Arif Muhammad Iqbal

Tags

Terkini

PSM Pimpin Klasemen Liga 1 Usai Hajar Persib 2-1

Selasa, 14 Februari 2023 | 18:22 WIB

Eks Sekjen PSSI Nugraha Besoes Tutup Usia

Senin, 6 Februari 2023 | 13:21 WIB
X