JAKARTA, Jakarta.Suaramerdeka.com,-
KBM App gelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pertama pada 20 Februari 2023 yang diselenggarakan secara hybrid di kantor perseroan.
RUPS diselenggarakan sebagai bentuk pertangungjawaban publik mengingat sebagian saham KBM kini dimiliki masyarakat semenjak start up ini membuka SCF (Securities Crowd Funding) di platform Fundex.id (PT Dana Investasi Bersama) pada bulan Juli 2022.
Baca Juga: Bandinglah Mbo
Dalam RUP, Presiden Komisaris KBM Dewa Eka Prayoga mengapresiasi kinerja KBM App yang berhasil memenuhi tiga pilar utama sebuah usaha yaitu, profitable (menghasilkan laba), scalable (berpotensi untuk berkembang dan bertumbuh pesat) dan sustainable (mampu bertahan menyesuaikan diri dengan tantangan zaman).
Preskom yang dikenal dengan sebutan Dewa Selling (dewanya jualan) ini menegaskan bahwa tegaknya tiga pilar utama ini ditunjang oleh growth KBM yang menanjak, revenue yang naik, pertumbuhan yang organik, cashflow yang lancar, serta valuasi yang meningkat.
Baca Juga: Menimbang Gibran di Pilgub Jateng.
Tendi Murti, CEO KBM App periode 2020-2022 mengungkap, KBM kini sudah memiliki 1.033.085 juta downloader unik. Playstore mengkonfirmasi dengan menuliskan 1M+.
Angka ini meningkat dari tiga kali lipat dibanding dua tahun sebelumnya di tahun 2021 yang hanya memiliki 314.109 downloader, juga meningkat 37% dibanding tahun 2021 cuma memiliki 753.354 downloader. (Dari data backend, sebenarnya KBM sudah di download lebih dari 1,6 juta kali).
Baca Juga: Kuda Hitam Pilpres 2024.
Revenue KBM juga menujukkan peningkatan yang menjanjikan, terutama di tiga bulan terakhir tahun 2022. Peningkatan revenue ini membuat KBM bisa mempertahankan statusnya sebagai start up yang membukukan keuntungan selama tiga tahun berturut-turut, tanpa suntikan investasi VC (Venture Capital) dan tanpa menjalankan strategi bakar uang. KBM tumbuh secara organik murni.
Sepanjang tiga tahun berdiri KBM sudah membukukan GMV sebesar Rp 39.111.102.446 (Tiga puluh Sembilan miliaran) dan memberikan bagi hasil (semacam royalty) pada penulis sebesar Rp. 20.649.897.811 (Dua puluh miliaran) dan menempatkan KBM sebagai salah satu platform kepenulisan yang memberikan royalty terbesar di Indonesia.
Baca Juga: Keniscayaan untuk Gus Yaqut.
Valuasi KBM juga meningkat pesat. Dari sebuah usaha kecil yang dimulai saat pandemi melalui meeting harian zoom, dan berjalan tanpa kucuran dana, KBM kini mencapai valuasi senilai Rp 75 miliar berdasarkan hitungan SCF (Securities Crowd Funding) di platform Fundex pada bulan Juli 2022.
Cashflow KBM sangat lancar.
Bagi hasil penulis selalu disampaikan tepat waktu. KBM juga tidak terikat hutang finansial terhadap pihak mana pun. Saat menutup tahun 2022, ada sisa dana sebesar Rp 1,6 miliar yang diputuskan RUPS untuk tidak dibagikan sebagai deviden namun disiapkan untuk membantu scale up KBM App.
Artikel Terkait
Politik adalah Komedi Baru
Kekalahan itu Guru.
Indonesia dan 100 Tahun NU.