JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Percepatan digitalisasi membuka peluang baru dan menarik bagi perempuan pelaku usaha. Hal tersebut disampaikan Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen dalam sambutannya pada webinar bertajuk “Perempuan di Era Digital: Pemanfaatan Layanan Digital untuk Pertumbuhan Bisnis” yang diselenggarakan bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional pada Rabu 8 Maret 2023.
"Perdagangan secara online (e-commerce) membuka peluang bagi lebih banyak perempuan untuk memasuki angkatan kerja dan meningkatkan partisipasi dalam angkatan kerja di Indonesia," ujarnya.
Kementerian Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memperkirakan pada tahun 2021 terdapat lebih dari 64 juta UMKM di Indonesia. Menurut data World Economic Forum, pada tahun 2022 UMKM telah membuka lapangan kerja bagi lebih dari 100 juta pekerja dengan hampir 65 persen di antaranya adalah perempuan.
Selanjutnya, antara tahun 2017 hingga tahun 2020, pangsa pengusaha perempuan yang terlibat dalam perdagangan secara online (e-commerce) bertambah sebanyak tiga kali lipat.
"Seperti yang Anda ketahui, jika Indonesia meningkatkan partisipasi angkatan kerja perempuan menjadi 58 persen saja, maka hal ini dapat berkontribusi sebesar 62 miliar dolar AS terhadap perekonomian," tuturnya.
Oleh sebab itu, Satu merekomendasikan empat cara untuk mempertahankan dan meningkatkan peluang tersebut. Pertama, membangun literasi dan keterampilan digital perempuan untuk dapat terlibat dalam pasar tenaga kerja berbasis digital.
"Kedua, merancang teknologi dan inovasi digital yang memenuhi kebutuhan perempuan dan anak perempuan," terangnya.
Ketiga, meningkatkan partisipasi perempuan dan anak perempuan di bidang Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika untuk menjamin peran mereka dalam mengembangkan teknologi, penelitian, dan investasi digital untuk masa depan.
Keempat, mendorong pembagian tanggung jawab perawatan yang seimbang di rumah tangga dan lingkungan masyarakat, sehingga perempuan dapat memiliki lebih banyak waktu dan kesempatan untuk dapat terlibat dalam pekerjaan berpenghasilan.
"Upaya ini dapat membantu memastikan adanya transisi digital yang adil dan merata bagi semua," tambahnya.
Kajian Women’s World Banking juga menjelaskan manfaat adopsi teknologi digital bagi segmen ultra mikro yang masuk ke dalam kategori UMKM, antara lain, membantu mempercepat pemulihan usaha ultra mikro pasca pandemi dan meningkatkan pendapatan. Bagi UMKM, teknologi dapat meningkatkan efisiensi dan kemampuan operasional.
Direktur Regional Asia Tenggara, Women’s World Banking, Christina Maynes mengatakan pihaknya yakin bahwa akses digital merupakan langkah penting untuk memastikan perempuan memiliki kesempatan untuk mengembangkan kapabilitasnya dalam keuangan digital.
"Women's World Banking memandang bahwa kapabilitas keuangan digital merupakan hal kunci untuk perempuan dapat percaya diri dan berdaya melalui pemanfaatan layanan keuangan digital," kata Christina.
Lebih lanjut, ia menyampaikan tiga poin utama yang diperlukan dalam membentuk pedoman transformasi digital untuk perempuan Indonesia dari Women's World Banking yakni, pertama, perlunya rancangan materi pelatihan yang berfokus pada peningkatan literasi keuangan digital agar lebih banyak perempuan dapat mengunakan layanan keuangan digital secara percaya diri.