Buku Entrepreneurial Marketing Buka Kesempatan Baru dalam Dunia Bisnis

- Senin, 13 Maret 2023 | 16:30 WIB
Ilustrasi (Dok: Istimewa)
Ilustrasi (Dok: Istimewa)

JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Buku Entrepreneurial Marketing akan mendobrak stagnasi pendekatan marketing konvensional dengan keterikatan konektivitas digital dari para konsumen dan perusahaan yang mengakibatkan efikasi pendekatan marketing konvensional menjadi semakin lemah.

Oleh karenanya, buku ini akan membuka kesempatan baru dalam dunia bisnis untuk mengadopsi pendekatan entrepreneurial marketing yang lebih kuat guna memastikan kesuksesan suatu perusahaan di masa depan.

Sebagai salah satu co-author, Jacky Mussry menjelaskan bahwa buku Entrepreneurial Marketing akan menjawab kondisi yang dinamis dari tahun-tahun belakangan ini.

"Di mana, sebuah perusahaan harus menkonfergensikan kapabilitas entrepreneurship dan professionalism untuk menjawab fenomena marketing blind spot yang sudah banyak terjadi namun tidak disadari, seperti tidak adanya integrasi antara technology dan humanity," jelas Jacky Mussry selaku Direktur Utama MarkPlus Corp.

Untuk diketahui bahwa Hermawan Kartajaya, Founder dan Chairman MarkPlus Corp sekaligus penulis buku “Marketing 5.0: Technology for Humanity” yang menjadi salah satu dari 30 Buku Bisnis Terbaik 2021 pilihan Soundview.

Kini, kembali menerbitkan buku kesebelas dengan judul “Entrepreneurial Marketing: Beyond Professionalism to Creativity, Leadership, and Sustainability” yang merupakan hasil dari karya tulis bersama pakar pemasaran dunia, Professor Philip Kotler, serta Professor Hooi Den Huan selaku Associate Professor of Marketing di Nanyang Business School, dan Jacky Mussry selaku Deputy Chairman dan CEO MarkPlus, Inc, untuk memberikan redefinisi entrepreneurial marketing yang inovatif dan tajam.

Pendekatan entrepreneurial marketing generasi terbaru mengintegrasikan dikotomi dalam organisasi suatu perusahaan yang koheren. Dalam konteks ini, Jacky Mussry menerangkan pendekatan holistik dengan peran yang sangat penting dalam bagian operation.

"Hal ini dikemas dalam satu model, yaitu Omnihouse model yang memadukan kedua simbol mistik budaya Indonesia yaitu Punokawan dan Pandawa," terangnya.

Landasan dari model Omnihouse terdiri dari dua klaster, yakni entrepreneurial dan professionalism di mana klaster entrepreneurial terdiri dari unsur Creativity, Innovation, Entrepreneurship, dan Leadership (CI-EL) yang merupakan simbol dari Punokawan, yaitu Bagong, Petruk, Gareng, dan Semar.

Selain itu, klaster professionalism terdiri dari unsur Productivity, Improvement, Professionalism, dan Management (PI-PM), yang merupakan simbol dari Pandawa, yaitu Nakula-Sadewa, Arjuna, Bhima, dan Yudhisthira.

Dalam konteks ini, CI-EL dianggap sebagai jawaban bagi pelaku bisnis, pejabat pemerintah, aktivis sosial, dan para pemimpin organisasi agar tidak gamam ketika beradaptasi di lingkungan yang dinamis.

"Representasi CI-EL dan PI-PM masing-masing terdapat dalam Punokawan dan Pandawa. Dalam Punokawan, Bagong adalah representasi Creativity, Petruk sebagai Innovation, Gareng sebagai Entrepreneurship, dan Semar sebagai Leadership," ujar Hermawan.

Disamping itu, lanjut Hermawan, dalam Pandawa masing-masing tokoh seperti Nakula-Sadewa adalah representasi Productivity, Arjuna sebagai Improvement, Bhima sebagai Professionalism, serta Yudhistira sebagai Management.

Dalam lanjutan penjelasannya mengenai pre-launching buku Entrepreneurial Marketing di MarkPlus Corp Jakarta, Hermawan Kartajaya menjelaskan harapannya membawa simbol mistik dari Indonesia,

Halaman:

Editor: Arif Muhammad Iqbal

Tags

Terkini

Martha Tilaar Group Gandeng Olsera.

Selasa, 16 Mei 2023 | 11:48 WIB

Superbank Jalin Kerja Sama dengan TPI.

Rabu, 19 April 2023 | 11:57 WIB
X