JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Perkembangan Artificial Intelligence (AI) Generatif seharusnya bisa dikendalikan oleh manusia. Dengan semakin dinamisnya kondisi dunia pada kuartal pertama 2023, episode (Re) POSITIONING Clearly: Post-Time membahas kerangka 5D: Changes in The 1st Quarter sebagai landasan tiga tahap implementasi strategi pasca pandemi Covid-19 bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan bisnis.
Di kerangka tersebut, terdapat lima perubahan yang masuk dalam kategori science-technology, social-culture, industry-market, dan politics-legal sebagai stimulan economy business untuk terus berkembang.
"Jangan sampai kita takut dengan teknologi. Meskipun teknologi itu penting, tapi kalau manusia saja tidak bisa mengendalikannya, dunia akan hancur," ujar Founder & Chairman MarkPlus Corp, Hermawan Kertajaya saat webinar di Jakarta pada Kamis, 30 Maret 2023.
Selain itu, perang dagang teknologi antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok yang semakin intens memiliki dampak terhadap Indonesia. Sebagai respon, Indonesia mengambil posisi netral dengan tidak memihak di sisi manapun dan waspada dengan ketidakpastian politik di Asia Tenggara akibat munculnya pemilihan umum Indonesia dan Thailand.
Hal ini perlu ditinjau oleh para diplomat untuk memanfaatkan konsep creativity, innovation, entrepreneurship, dan leadership (CI-EL) di masa ketidakpastian politik agar Indonesia dapat bertahan.
"Pemanfaatan konsep CI-EL perlu diintegrasikan oleh suatu perusahaan jika ingin bertahan selama masa ketidakpastian politik. Namun, konsep CI-EL juga perlu dimanfaatkan oleh perusahaan kecil agar tidak kalah dengan perusahaan besar lainnya yang dapat menjadi ancaman terhadap keberlanjutan bisnisnya," imbuhnya.
Memasuki masa Ramadhan, Hermawan menyinggung salah satu produk Indonesia dalam komersialnya yang unik dan memiliki ciri khas tersendiri. Hermawan menyatakan produk sirup ini dikenal sebagai inisiator pemanfaatan seasonal marketing selama bulan Ramadhan.
"Pemanfaatan tersebut pada akhirnya diikuti oleh brand lain untuk mencoba mengaitkan produknya dengan tema Ramadhan," pungkasnya.
Dalam keterangannya, Hermawan menjelaskan pentingnya memiliki strategi pasca pandemi Covid-19 yang berlandaskan model OMNI-House untuk memposisikan suatu perusahaan secara jelas.
"Karena zaman sudah berubah, ini saat yang tepat bagi perusahaan untuk melakukan repositioning. Memasuki era pasca normal, model ini perlu diintegrasikan agar suatu perusahaan dapat memenangkan persaingan," jelasnya.
Faktor strengthening, re-positioning, existing positioning, dan leveraging yang tercantum dalam strategi memenangkan persaingan bisnis pasca pandemi Covid-19 dianggap krusial untuk dapat bersaing dengan kompetitor.
Berangkat dari empat faktor tersebut, terdapat tiga tahap implementasi strategi pasca pandemi Covid-19 yang dianjurkan oleh Hermawan untuk ditilik kembali oleh perusahaan untuk memenangkan persaingan bisnis.
"Tiga tahap tersebut terdiri dari The New Perceptual Compass for 2030, Defining your New Positioning Statement, dan Sustaining with Entrepreneurial Marketing," bebernya.
Dengan memanfaatkan tiga tahap tersebut, repositioning suatu brand perlu diarahkan melalui perceptual compass yang baru untuk mengembangkan bisnis. Munculnya isu sustainability dan digitalisasi juga mengakibatkan sumbu repositioning untuk diarahkan terhadap Sustainable Development Goals (SDG) yang dicetuskan oleh United Nations.