OJK Nilai Pergerakan Pasar Modal Kian Optimis

- Senin, 6 September 2021 | 20:49 WIB
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jl Sudirman, Jakarta (Unsplash.com)
Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jl Sudirman, Jakarta (Unsplash.com)

 JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com- pasar modal Indonesia kembali menunjukkan tren kenaikan setelah sebelumnya terimbas pandemi Covid-19. Optimisme kini mengiringi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Kepala Eksekutif Pengawas pasar modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen mengatakan IHSG telah kembali menyentuh nilai tertingginya di angka 6.150,07 poin atau naik 2,86% (ytd) per 31 Agustus 2021.

Sebelumnya, sepanjang kuartal II/2021 kinerja pasar modal menunjukkan tren kenaikan. Tercatat, pada penutupan perdagangan tanggal 13 Januari 2021, IHSG sempat berada di posisi tertinggi yakni 6.435,21 poin sementara NAB Reksa Dana tercatat di posisi tertinggi pada tanggal 21
Januari 2021 dengan nilai sebesar Rp594,35 triliun.

Baca Juga: Pengamat: Saipul Jamil Pelaku Pelecehan Seksual atau Penerima Emas Olimpiade?

"Namun, memasuki kuartal II, terdapat sentimen global yang mempengaruhi kinerja pasar modal Indonesia, antara lain munculnya varian baru covid-19, yaitu varian delta di India, kebijakan lockdown di beberapa negara, pernyataan WHO yang menerangkan bahwa pandemi belum akan berakhir," paparnya dalam Opening Public Expose Live 2021 (Pubex Live 2021) secara virtual, Senin, 6 September 2021.

Ditambah lagi, kebijakan pemerintah dalam memberlakukan PPKM sejak 3 Juli juga terus memberikan dampak pada kinerja pasar modal. Meskipun demikian, OJK menilai pelaku pasar sudah cukup siap dalam merespon hal tersebut.

"Terbukti sampai dengan saat ini, pasar masih bergerak sideways dengan trend IHSG masih mencoba bertahan di level 6.000 dan terkadang menunjukkan penguatan seiring dengan kondisi pemulihan ekonomi nasional," sebutnya.

Baca Juga: Lima Juta Dosis Sinovac Tiba, Stok Vaksin Aman

Dia memaparkan nilai kapitalisasi pasar juga mengalami peningkatan sebesar 6,13%% (year to date) dari sebelumnya sebesar Rp6.968,94 triliun per 30 Desember 2020 menjadi sebesar Rp7.395,89 triliun di Agustus 2021.

Kemudian dari aset obligasi yang tercermin dalam Indonesia Composite Bond Index (ICBI), per tanggal 31 Agustus 2021, juga telah mengalami peningkatan sebesar 4,35% secara ytd dari sebelumnya tercatat sebesar 314,25 poin menjadi 327,93 poin.

Adapun dari sisi supply, OJK juga telah mengeluarkan surat pernyataan efektif atas pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum untuk 126 emisi, dengan total nilai hasil penawaran umum mencapai Rp255,45 triliun. Dari total 126 emisi tersebut, sebanyak 38 di antaranya adalah emiten baru. Penambahan jumlah emiten baru ini juga tercatat masih tertinggi di bursa ASEAN.

Baca Juga: Konflik Papua Berlanjut Karena Pemerintah Tak Miliki Solusi

Selanjutnya, dari sisi demand, OJK juga melihat fenomena peningkatan jumlah investor di pasar modal yang terus bertumbuh secara signifikan. "Kami mencatat, jumlah SID mencapai 6,09 juta atau meningkat sebesar 56,95% secara ytd," ucapnya.


Peningkatan jumlah investor ini nyatanya didominasi oleh kaum milenial dan generasi Z yang berumur di bawah 30 tahun yang tercatat mencapai lebih dari 58,45% dari total Investor.***

 
 

Editor: Arif Muhammad Iqbal

Tags

Terkini

Permudah Izin Usaha, Dorong Daya Saing UMKM

Kamis, 30 Maret 2023 | 21:36 WIB

Jalankan Program TJSL, BNI Fokus pada 3 Pilar

Kamis, 30 Maret 2023 | 15:41 WIB
X