SEEKING ALPHA – MARET 2022 Oleh: Caroline Rusli, CFA – Senior Portfolio Manager, Equity PT Manulife Aset M

- Minggu, 27 Maret 2022 | 14:14 WIB


 
 
Caroline Rusli, CFA – Senior Portfolio Manager, Equity
PT Manulife-Aset-Manajemen-Indonesia">Manulife Aset Manajemen Indonesia
 
Eskalasi konflik geopolitik antara Rusia – Ukraina sangat mengejutkan pasar, menyebabkan aksi jual terhadap aset berisiko dan meningkatkan volatilitas di pasar keuangan.

Situasi ini juga terjadi bersamaan dengan mulainya siklus pengetatan The Fed. Bagaimana dampak konflik Rusia –Ukraina sejauh ini?
 
Benar sekali, konflik Rusia – Ukraina ini memberikan kejutan yang besar bagi pasar keuangan dunia seperti terlihat pada peningkatan volatilitas dan aksi jual pada kelas aset berisiko.

Baca Juga: Perayaan Gelar Via Instagram Yolla Yuliana Usai Bandung bjb Tandamata Juara Proliga 2022: Ketawa Aja!

Mengingat bahwa Rusia dan Ukraina memiliki peran yang penting dalam rantai pasokan migas, metal industri dan pangan dunia, dampak instan yang dirasakan adalah kenaikan harga komoditas dan inflasi.

Ketatnya pasokan di pasar komoditas semenjak pandemi serta kekhawatiran disrupsi pasokan yang disebabkan oleh konflik ini mendorong harga komoditas menyentuh level yang sangat tinggi.

Namun dampak rinci pada setiap negara akan berbeda tergantung pada berbagai faktor seperti posisi net importir/eksportir terhadap pangan dan energi, bobot pangan dan energi dalam keranjang inflasi, posisi fiskal dan ruang kebijakan moneter.

Baca Juga: Gelar Ride And Night Run 2022, PDI Perjuangan Sasar Milenial untuk Hidup Sehat

Seberapa panjang dampak ini akan terjadi, kita harus menunggu perkembangan dan durasi konflik, serta respons (dalam bentuk sanksi, terutama sanksi ekonomi) yang masih akan dijatuhkan pada Rusia kedepannya.
 
Apakah konflik ini dapat merubah pendekatan siklus pengetatan suku bunga yang akan dilakukan oleh Fed?
 
Kami menilai bahwa faktor ketidakpastian yang disebabkan oleh konflik ini berpotensi besar merubah pendekatan bank sentral menjadi lebih berhati-hati mengambil keputusan pengetatan moneter - memperlambat laju pengetatan - serta memberikan dukungan lebih lanjut terhadap perekonomian.

Baca Juga: Sudo Brew, Tak Hanya Jual Kopi Tapi Jual Kualitas, Rasa dan Kenyamanan

Sejauh ini kami masih mempertahankan pandangan bahwa kenaikan suku bunga Fed di tahun ini tidak seagresif dibandingkan perkiraan pasar yang sudah memperhitungkan 6-7 kali kenaikan.

PPerubahan narasi dari tekanan inflasi menjadi kekhawatiran melambatnya pertumbuhan ekonomi menjadi faktor penting yang akan membuat bank sentral menjadi lebih dovish.

Dan tentunya konflik Rusia – Ukraina ini tidak hanya mempengaruhi kebijakan Fed, namun kami memperkirakan komentar dovish juga akan datang dari bank sentral dunia lainnya.
 

Baca Juga: Kelompok Usaha Ini Sulap Daun Pandan Jadi Kerajinan, Pemberdayaan UMKM Binaan BRI Semakin Berkembang


Bagaimana peluang Asia di tengah berbagai sentimen yang berkembang akhir-akhir ini?
 
Asia bisa diposisikan sebagai sarana diversifikasi, terutama bagi pelaku pasar yang ingin mencari peluang investasi di luar Amerika Serikat (yang diterpa tekanan inflasi yang meningkat dan sikap hawkish Fed) atau Eropa (paparan eksposur yang lebih besar terhadap konflik Rusia).

Namun sama halnya dengan kawasan lainnya, topangan positif terhadap Asia akan tetap tergantung pada durasi pdan perluasan konflik, serta dampak sanksi yang diberikan terhadap pertumbuhan global.

Halaman:

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Strategi BNI Genjot Pertumbuhan Kredit Ekspor

Jumat, 24 Maret 2023 | 19:46 WIB

Menko Luhut Harap e-Paspor Diterapkan di Korea

Jumat, 24 Maret 2023 | 18:57 WIB
X