Pastikan Ketahanan Pangan Asia , Kementan Sukses Gelar Workshop Public Private Partnership

- Sabtu, 30 April 2022 | 03:16 WIB

 

 

JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com

Bisnis pangan di negara-negara Asia menjadi industri yang semakin dinamis, kompleks, dan berdaya saing tinggi.

Untuk mengatasi tantangan ini dan berkompetitif, maka bisnis pangan harus ditingkatkan dengan mempertahankan efisiensi dan produktivitas secara keseluruhan.

Pandemi Covid-19 berdampak pada pertanian dan rantai pasok berupa kelangkaan pangan dan lonjakan harga yang berdampak pada pengembangan kemitraan antara publik dan swasta/Public Private Partnership (PPP) di Asia dan Pasifik dan menyebabkan gangguan dalam perdagangan, produksi, dan rantai pasokan serta penurunan tajam dalam konsumsi dan investasi Pembatasan pergerakan tenaga kerja dan kontak manusia, gangguan pada input dan rantai pasokan makanan, dan food losses and waste menjadi tantangan utama bagi ketahanan pangan.

Baca Juga: Persembahan Kangen Band Buat Doy: Rilis Cinta Sampai Mati 2, Lirik Dengan Bismillah

Mempertimbangkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian rantai pasokan pangan berkelanjutan dan sumber daya yang diperlukan untuk mengatasinya, Kementan melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) bekerjasama dengan Asian Productivity Organization (APO) Tokyo dan Kementerian Ketenagakerjaan RI menyelenggarakan Workshop on Innovative Public–private Partnership Models for Improving the Sustainability of Food Supply Chains, pada 26 s.d 28 April 2022.

Workshop daring ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan berbagi informasi tentang model PPP untuk meningkatkan produktivitas agribisnis pangan yang berkelanjutan. Hal ini dalam rangka membangun rantai pasokan pangan yang produktif dan kompetitif di negara-negara anggota APO dan untuk mencapai kemitraan jangka panjang yang saling menguntungkan antara publik dan swasta di sektor pangan.

Workshop daring diikuti oleh 55 orang peserta yang berasal dari Kamboja, Fiji, Republic of China, India, Indonesia, Iran, Nepal, Pakistan, Filipina, Sri Lanka, Thailand, Turkey, dan Vietnam dengan narasumber Professor Dr. Sheikh Mohammad Rafiul Huque dari Jahangirnagar University Bangladesh, Mr. Michele Maccari seorang dari Italia dan Ms. Fay Fay Choo dari Mars Food LLC, Singapura.

Baca Juga: Alasan Presiden Jokowi Tak Bisa Kirim Bantuan Senjata Ke Ukraina: Politik Bebas Aktif

Sekretaris Badan PPSDMP, Siti Munifah dalam sambutannya menyampaikan bahwa bisnis di bidang pertanian akhir-akhir ini semakin kompetitif dan kompleks.

Daya saing ini mendorong para pemangku kepentingan pertanian untuk lebih inovatif dalam menciptakan lebih banyak inovasi untuk mengembangkan bisnis pertanian, terutama di masa pandemi Covid-19 ini.

“Melihat tantangan-tantangan tersebut, tidak hanya pemerintah yang dapat menyelesaikan permasalahan tersebut,

Halaman:

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

BMM Olah Daging Kurban Jadi Rendang Kaleng

Selasa, 30 Mei 2023 | 15:20 WIB
X