JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com-
Dalam sesi paparannya, Andiwiana menjelaskan Bank Indonesia sudah menyiapkan sejumlah regulasi pendukung sistem transaksi keuangan elektronik.
Melalui sinergi dan kolaborasi dengan sejumlah pemangku kepentingan terkait, penyediaan infrastruktur dan perubahan perilaku menuju ekosistem digital.
BI saat ini sudah siap untuk memfasilitasi transaksi keuangan elektronik untuk semua model bisnis. Kedua, BI juga telah menyiapkan regulasi dan kebijakan yang mendukung. Ketiga, Optimalisasi sumber daya lokal. Keempat edukasi dan monitoring.
Strategi elektronifikasi transaksi keuangan BI telah mencakup 4 bidang penting: (1). Elektronifikasi bantuan sosial, (2). Elektronifikasi Transaksi Pemerintah, (3). Elektronifikasi transportasi dan tol. (4).
Elektronifikasi ritel lainnya. Kedepan pemerintah sedang siapkan untuk bidang kesehatan, pariwisata serta bidang layanan masyarakat lainnya.
Pada kesempatan yang sama, Roy Sembel juga menyampaikan “Salah satu isu global yang menjadi perhatian dunia selain isu-isu lingkungan hidup, adalah isu digital inequality. Jadi dengan adanya digital payment system itu akan bisa mengurangi digital inequality.
Baca Juga: Hari Keluarga Nasional Momentum Pengentasan Stunting
Saat ini dengan terjadinya perang rusia Ukraina dampaknya ke GDP dan inflasi negara-negara di dunia sangat terasa, untuk itu efisiensi makin dibutuhkan salah satunya dengan digitalisasi termasuk digitalisasi sistem pembayaran.
Oleh karena itu dibutuhkan kolaborasi dari seluruh stakeholder untuk menangkap peluang ekonomi digital yg didalamnya digerakkan oleh digital payment.”
Sementara itu pada sesi konferensi, sebagai pembicara pertama, Roy N Mandey memaparkan beberapa hal menarik dalam presentasinya.
Baca Juga: HaloPuan Diundang IpeKB Demi Penyuluhan di Pangandaran
Menurutnya, ada beberapa peluang yang bisa menjadi pendorong pertumbuhan revenue jika retailer menggunakan digital payments, pertama, membuka cross-border sales yang tinggi. Kedua, membuka konversi yang tinggi.
Ketiga, kemudahan user atau customer untuk membeli secara kontekstual (mereka bisa mengatur kapan dan dimana) ini membawa mereka pada pada seamless checkout.
Keempat, sistem pembayaran tertaut (linking payments) mendorong kekuatan belanja customer, semakin besar nilai belanjanya. Kelima, meningkatkan belanja dan loyalitas pelanggan.
Artikel Terkait
SWA 100 & Indonesia Trillionaire Club: Strategi Perusahaan-perusahaan Publik Tingkatkan Shareholders Value
SWA dan PLN Berkolaborasi dengan BUMN Muda Gelar Ajang “Indonesia Young Business Leaders Award 2022”
23 Siswa SWA Rayakan Kelulusan di Tengah Disrupsi
Kembangkan Riset, 3 Pelajar SWA dapat Pendanaan Global dari Swiss