Masalah tersebut bermula dari cara pembelian rumah. Banyak milenial tidak memiliki dana atau tabungan yang cukup untuk dijadikan sebagai uang muka awal (DP) dan bank akan menolak mayoritas pengajuan KPR.
Pengembang properti sering menawarkan paket 'cicilan' tetapi seringkali ada biaya tersembunyi yang mahal, dengan suku bunga tinggi, serta persyaratan yang sulit dipenuhi.
Baca Juga: Pseudo-Sains?
Berkantor pusat di Jakarta, Tanaku bertujuan untuk membangun 'solusi pra-hipotek' untuk memiliki hunian. Meskipun terdapat berbagai startup di bidang proptech di Indonesia, Tanaku akan membangun platform teknologi end-to-end yang unik untuk memfasilitasi pembelian dan transaksi rumah secara online.
“Misi kami adalah memutarbalikkan penurunan kepemilikan rumah di Indonesia dan mewujudkan impian memiliki rumah. Dalam jangka panjang, kami ingin mendorong transisi Indonesia menuju perumahan hijau,” kata Jonathan Ma, Co-founder & Chief Executive Officer Tanaku.
Calon pembeli rumah bisa mendapatkan prakualifikasi bersama Tanaku dengan persyaratan yang jauh lebih sederhana daripada bank tradisional, para calon pembeli cukup membayar 2% DP dan mereka bisa segera tinggal di rumah baru.
Baca Juga: Nikita Mirzani Dijerat Pasal Berlapis
Mereka kemudian dapat fokus untuk melunaskan sisa DP mereka dengan cicilan bulanan dan kemudian bisa memperbarui rumah mereka dengan
Artikel Terkait
BTN Targetkan Rp 2,5 Triliun Dalam Property Expo 2022
Pandemi Ubah Cara Mencari Property
Dukung Pemerintah Atas Backlog,Bank BTN Gelar Indonesia Property