JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com– Peran anak muda dalam membangun peradaban bukan lagi sekedar narasi sosial, tapi sebuah realita yang diamini tiap kalangan.
Potensinya untuk mendobrak ketidakmungkinan bisa dilihat dari sorotan luas terhadap wacana-wacana pertumbuhan ekonomi yang dilekatkan pada peran pemuda.
Merujuk informasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian) RI, mayoritas penduduk Indonesia merupakan generasi Z yang berusia 8 sampai 23 tahun.
Yakni 27,94 persen dari total populasi yang memiliki tingkat adopsi digital dan pemahaman di bidang keuangan yang tinggi. Oleh karenanya, generasi muda berperan penting dalam membangun perekonomian nasional.
Baca Juga: Turut serta Forkapnas, PPLI Dinilai Berkontribusi Dalam Perkembangan Industri Migas Indonesia
Terlebih lagi, pada 2030 mendatang, Indonesia diproyeksikan akan memasuki bonus demografi. Yakni ketika angkatan kerja produktif mencapai 64 persen dari total penduduk.
Strategi mengelola bonus demografi menjadi urgen untuk terus hadir di ruang-ruang diskusi. Pun pada kelompok pemuda Muslim, mengingat pertumbuhan sektor ekonomi Islam kini tidak lagi menggeliat di kancah nasional.
Mengedepankan filosofi halal, potensi-potensi kreatif anak muda Muslim sebetulnya telah dilirik secara global.
Global Islamic Economy Report 2020-2021 menyebut Indonesia mempertahankan posisi keempat secara keseluruhan dalam sektor Halal Food.
Baca Juga: Presiden Jokowi & PM Kishida Sepakat Perkuat Perdagangan dan Investasi
Ekspor makanan halal ke negara-negara OKI, juga dikabarkan meningkat 16 persen pada 2021.
Selain itu, start up syariah turut didorong agar meningkatkan perannya dalam pemulihan ekonomi nasional.
Meski begitu, halal lebih dalam dari angka-angka namun kemauan berkarya dengan cara yang baik bagi siapapun yang menikmatinya.
Mengamini fenomena tersebut, dengan pilar utama yakni Tajir, Muslim Youth Voice (MyVoice) dan Mostlym, menyelenggarakan acara bertajuk #SaatnyaMaju, pada 27 – 31 Juli 2022 di Street Gallery Pondok Indah, Jakarta Selatan.
Acara ini merupakah langkah perdana ketiga pilar tersebut dalam upaya membuka ruang bagi para Muslim tangguh untuk, tidak hanya berbagi, tetapi juga menggaungkan semangat mentransformasi energi menjadi potensi.
Acara ini menghadirkan lebih dari 10 komunitas dan 50 lebih exhibitor yang siap menceritakan perjuangan serta pengalamannya.