Ke depan, Sunarso menyebut Holding Ultra Mikro akan terus difokuskan untuk dapat melayani pelaku usaha ultra mikro yang unbankable.
“Strategi yang kami lakukan adalah pemberdayaan usaha melalui group lending di PNM. Kemudian kami mengintegrasikan layanan sehingga pelaku usaha ultra mikro yang sudah naik kelas dapat memilih berbagai layanan yang sesuai kebutuhannya, baik pinjaman berbasis gadai di Pegadaian atau kredit di BRI,” terangnya.
Di samping itu, Sunarso membeberkan BRI juga senantiasa menerapkan strategi business following stimulus untuk mengeskalasi pemulihan ekonomi. Hal ini tampak dari penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat.
Sebagai gambaran, BRI diberikan kuota penyaluran KUR oleh pemerintah sebesar Rp260 triliun atau 70% dari proporsi KUR nasional. Alokasi KUR BRI tersebut meningkat dibandingkan tahun 2021 yang sebesar Rp 195,59 triliun, dengan realisasi penyaluran Rp 194,9 triliun.
"Dari riset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), setiap nasabah penerima KUR rata-rata mempekerjakan 3 orang. Kemudian masing-masing dari masing-masing 3 orang saja, maka KUR BRI diperkirakan akan menyerap 32,1 juta total lapangan kerja di Indonesia," pungkasnya.***
Artikel Terkait
Hybrid Bank Jadi Strategi BRI di Era Digitalisasi, Berikan Layanan Terbaik Bagi Semua Lapisan Masyarakat
BRILiaN Young Leader Indonesia, Upaya BRI Ciptakan Talenta Unggul
BRI Terus Dukung Industri Kopi Indonesia Go Internasional
BRI Terus Dukung Industri Kopi Indonesia Go Internasional
BRILiaN Young Leader Indonesia, Upaya BRI Ciptakan Talenta Unggul