Belum lagi, masih ada keterbatasan infrastruktur pada beberapa wilayah
Contohnya keterbatasan tangki penyimpanan pada titik serah terminal bahan bakar minyak (TBBM), fasilitas Jetty. Lalu, ketersediaan kapal yang memenuhi syarat pengangkutan fatty acid methyl esther/ester metil asam lemak atau FAME
Dadan juga menyatakan, diversifikasi bahan baku sebagai bahan produksi BBN pengganti solar (green diesel), masih memerlukan waktu untuk pengembangannya.
Sementara itu, Ketua Harian Aprobi Paulus Tjakrawan mengatakan, seiring dukungan kebijakan pemerintah, konsumsi biodiesel mempunyai tren positif dalam satu dasawarsa terakhir. Sedangkan produksi biodiesel mengalami pertumbuhan pesat dalam 16 tahun terakhir.
“Total kapasitas produksi terpasang mencapai 16,6 juta kiloliter sampai 2021,” ujar Paulus.
Masih berdasarkan data Aprobi dalam dua tahun terakhir, penyaluran B30 berhasil mencapai 8,43 juta kiloliter di 2020. Kemudian mencapai 8,44 juta kiloliter sepanjang 2021.
Pada 2022, Paulus memperkirakan, alokasi penyaluran B30 bakal mencapai 10,15 juta kiloliter.
Penggunaan minyak sawit untuk biodiesel ditaksir sebesar 15% dari total produksi sawit nasional yang mencapai 48,09 juta ton pada 2021.
Memasuki 2022, pemakaian minyak sawit untuk biodiesel diprediksi menjadi 17%.
Sebagian besar konsumsi sawit di dalam negeri, digunakan untuk kebutuhan makan terutama minyak goreng.
“Biodiesel menjadi bagian untuk mempercepat program transisi energi nasional. Pengembangan energi berbasis sawit terus berjalan seperti biohidrokarbon.
Baca Juga: KemenKopUKM Gandeng Dekranas Gelar Cerita Kriya Dorong Pengembangan UMKM Daerah
Artikel Terkait
Bandara Halim Perdanakusuma Siap Layani Penerbangan Komersial Mulai 1 September 2022
Polri Angkat Bicara soal Pengacara Brigadir J Tak Diizinkan Ikuti Rekonstruksi
Paska Rekonstruksi Perkara di Duren Tiga: Putri Candrawathi Dicegah ke Luar Negeri Selama 20 Hari Kedepan