JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com-Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi Indonesia periode Agustus 2022. Secara bulanan memang terjadi deflasi, tetapi secara tahunan inflasi tetap berada di level tinggi.
Kepala BPS Margo Yuwono melaporkan terjadi deflasi 0,21% pada Agustus 2022 dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Kali terakhir terjadi deflasi adalah Februari 2022.
Namun dibandingkan Agustus 2021 (year-on-year/yoy), terjadi inflasi 4,69%. Meski masih relatif tinggi, tetapi melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang 4,94%.
Margo mengatakan, berdasarkan pantauan BPS pada 90 kota di Indonesia, pada bulan Agustus 2022 mengalami deflasi 0,21%. Terjadi penurunan indeks harga konsumen dari 111,8 pada Juli menjadi 111,57 pada Agustus.
Baca Juga: Dewi Aryani Suzana: Jasa Raharja Jamin Seluruh Korban Kecelakaan Truk Kontainer di Bekasi
"Kalau diperhatikan penyumbang utama deflasi Agustus 2022 ini dari bawang merah, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng dan daging ayam ras," kata Margo Pada Kamis (1/9/2022).
"Jadi dari 90 kota yang diamati perkembangan harga 79 kota mengalami deflasi," tuturnya.
Selain itu menurut BPS belum pulihnya rantai pasok mempengaruhi harga internasional. Harga pangan cenderung turun, tapi masih di level tinggi.
"Kita juga perlu memperhatikan impor bahan baku, nilainya terus mengalami peningkatan. Pelemahan nilai tukar dan tingginya harga akan menjadi beban bagi pelaku industri dalam negeri.
"Untuk produk hortikultura, ini memasuki masa panen. Bawang merah, cabai, beberapa sentra produksi sudah mulai panen. Ini akan mempengaruhi inflasi dalam negeri," jelas Margo.***
Artikel Terkait
Napoleon Sebut Sistem Kaderisasi di Polri Tidak Tepat, Banyak Yunior Melompati Senior
RS Sentra Medika Cibinong Serius Ikut Mengatasi Endemi Covid-19
Wahana Honda Komitmen Jaring Atlet Basket Lewat Kompetisi
Astra Property Hadirkan Garden Vila di Lokasi Strategis TB Simatupang