Gelar Digisef 2022, Ketahanan Pangan Perlu Jadi Kesadaran Bersama

- Kamis, 1 September 2022 | 14:56 WIB

BANDUNG, jakarta.suaramerdeka.com - Kendati kemasannya adalah festival digital dan ekonomi syariah, isu pangan dijadikan tema sentral pada Digital & Shariah Economic Festival (Digisef) 2022.

Menurut Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jabar, Herawanto, bukan tanpa alasan isu pangan itu dipanggungkan dalam hajatan tersebut. Hal ini tak terlepas dari kondisi global yang berpotensi menghadirkan krisis pangan.

Kondisi global itu di antaranya konflik Rusia-Ukrania yang rambatannya berpengaruh pada persoalan geopolitik kawasan terutama energi dan pangan serta kebijakan zero Covid-19 Tiongkok yang berpengaruh pada jalur distribusi karena kebijakan lockdown.

"Ada kemungkinan disrupsi, problem stagflasi, dan Jabar tentu tak steril atas potensi tersebut. Karena ini nyata melanda dunia," tandasnya saat briefing hajatan selama tiga hari bertempat di Ciwalk Bandung, 2-4 September 2022 itu, Kamis (1/9/2022).

Baca Juga: BI Jabar: Pangsi Bakal Jadi Andalan Atas Persoalan Ketahanan Pangan

Baginya, isu pangan menjadi strategis mengingat itu berbarengan dengan makin massifnya penggunaan teknologi digital dan tren peningkatan ekonomi syariah.

Lebih dari itu, pihaknya ingin masalah ketahanan pangan itu makin dipahami masyarakat luas yang hadir mengingat tempat pelaksanaannya merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang ramai di ibukota Jabar.

Karena itu, pihaknya meluncurkan pula gerakan nasional pengendalian pangan di Jabar. Untuk jangka pendek, gerakan tersebut menekankan operasi pasar, mendorong urban farming, hingga kerjasama pemenuhan kebutuhan antardaerah.

Baca Juga: BI Dan Pemerintah Luncurkan Uang Rupiah Kertas Tahun Emisi 2022

Sejumlah strategi itu diharapkan bisa menekan laju inflasi di daerah. Langkah lainnya adalah penguatan hulu hilir dari produksi, distribusi, kemudian pemasaran hingga program pangan terintegrasi (Pangsi) dengan ekosistem melibatkan pula lembaga pembiayaan.

Khusus kerjasama antardaerah, Herawanto menyebut trennya menggembirakan. Makin banyak daerah yang menyadari impak yang bisa dihasilkan dari sinergi tersebut. Diharapkan, makin banyak daerah yang melakukan kerjasama.

"Sudah ada 16 kerjasama yang dihasilkan. Tak hanya pemerintah daerah di Jabar saja tapi juga dengan provinsi lain. Jelas ini perlu tindak lanjut," katanya.

Baca Juga: Upaya Redam Krisis Pangan Global, PBB Konfirmasi Ukraina dan Rusia Teken Kesepakatan Buka Pelabuhan

Pemda yang sudah berkerjasama dalam saling memenuhi komoditasnya di antaranya Sukabumi-Lebak, Banten, Garut-Serang, Banten, Tasikmalaya-Blitar, Garut-Blitar, Indramayu-DKI Jakarta,Jabar-Bali, Jabar-Jatim, kemudian di wilayah Jabar sendiri Majalengka-Kuningan, Cirebon-Indramayu.

Halaman:

Editor: Budi Nugraha

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X