"Sekarang zaman online, jadi banyak sekali korban dari perusahaan tersebut mencari tahu lebih banyak lagi apa bedanya akhirnya mereka menjadi mengerti dan belajar tidak terulang lagi," ucap Jusuf.
Hal ini menjadi tantangan bagi Interpan untuk lebih aktif lagi memberikan edukasi, seminar-seminar, menyediakan fasilitas-fasilitas agar masyarakat lebih paham tentang dunia investasi.
Ditanya tips buat para calon investor agar tidak terjebak investasi bodong, Jusuf merasa tergelitik.
"Kadang kita lucu, calon-calon korban itu mereka tahu ini bodong. Sekarang zaman teknologi, jadi kita google ketahuan kok ini perusahaan apa, tapi kepengen cepat, kepengen uang gampang itu yang membuat mereka tidak peduli dengan risiko.
"Ingin mencoba, tadinya berpikir 1-2 kali langsung cabut, ini malah nambah, akhirnya jadi dalam," ungkapnya.
Baca Juga: Tren Surplus Perdagangan Indonesia akan Berlanjut
Ancaman resesi ekonomi tengah jadi isu hangat belakangan. Namun, Jusuf berpesan agar potensi itu tidak lantas membuat masyarakat jadi ketakutan yang malah tidak produktif.
"Yang tadinya tidak terimbas jadi terimbas. Isu boleh kita terima, tapi kita harus atur rencana. Saya pikir efek dari resesi ini lebih banyak ke negara-negara Barat.
"Mudah-mudahan di Asia kita bisa melewati masa-masa sulit ini, kalau kita lihat isu-isu di luar 2023 ini mesti sangat hati-hati boleh tapi jangan terlalu over. Kita harus beraktivitas seperti biasa, kuncinya perekonomian ini harus jalan," pungkas Jusuf.***
Artikel Terkait
RI-Vietnam akan Bahas Lagi Usulan Penetapan Batas ZEE
Pertamina Rancang SMEXPO 2022, Memudahkan UMK Lakukan Transaksi
RUPSLB Bank BTN Menyetujui Penerbitan Saham Baru