JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com- Roda perekonomian di tanah air kembali bergeliat, seiring mulai pulihnya Indonesia dari pandemi Covid-19. Produk-produk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terus bermunculan di pasar, di antaranya produk minuman serbuk.
Produk yang dikenal dengan sebutan Fungsional Food semakin populer karena bukan hanya menyegarkan, tetapi juga menawarkan manfaat dari kandungan di dalamnya.

Potensi ini dimanfaatkan para pengusaha UMKM. Membuat produk Minuman Fungsional dengan Formula dalam racikan sebagai pembeda dan nilai tambah.
Hanya saja, banyak produk yang beredar masih belum memerhatikan aspek estetis dan keamanan pangan. Seperti dari sisi kemasan hingga ijin edar Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan sertifikasi Halal MUI.
Menurut enterpreneur muda Muhammad Farhan Maulana, Direktur Toga Food Nusantara, perusahaan yang dikelolanya menawarkan solusi bagi para pelaku UMKM
yang ingin memiliki produk Minuman Fungsional yang teruji, memiliki ijin edar, halal, kemasan estetis, serta terjamin dari sisi keamanan pangan. Belakangan solusi yang ditawarkan Farhan populer dengan sebutan Maklon.

“Toga Food menawarkan formula lengkap dengan cepat, harga affordable dan memiliki value yang tinggi,” ujar Farhan.
Baca Juga: Baznas dan BPKH Bersinergi, Bantu Fasilitas Masjid Haqqul Yaqin Jakarta Barat
Farhan menjelaskan, pebisnis UMKM
bisa memilih dua jenis jasa maklon Toga Food; rebranding & custom. Rebranding menawarkan formula yang sudah dimiliki Toga Food.
Pebisnis UMKM masih bisa menambahkan formula baru di dalamnya sesuai dengan strategi bisnis yang dirancang. Dalam kurun satu bulan pebisnis UMKM sudah memiliki produk sendiri tanpa harus investasi pabrik.
Kedua, custom. Pebisnis UMKM
membawa sendiri formulanya, untuk dibuatkan di Toga Food. Proses pembuatan produk custom melalui rangkaian riset, pemilihan bahan berkualitas, uji laboratorium, registrasi produk, sertifikasi halal, hingga produk siap dijual.
Baca Juga: 30 Penonton Konser NCT 127 Pingsan, Panpel Putuskan Hentikan Konser!
“Proses custom brand butuh 6 bulan kerja. Lebih lama karena tahap mencari suplier, sampling, uji lab, lalu registrasi BPOM dan Halal,” kata Farhan.
Mendorong UMKM
Farhan mengedepankan diskusi dengan kliennya, karena ingin jasa maklon yang dijalaninya membantu pebisnis UMKM.
Artikel Terkait
Berkreasi Membuat Tren Makanan dengan Whipped Cream
Pemprov Nga-gaskeun Pesta Hari Jadi Ke-77 Jabar, Ada Dewa-19, Preman Pensiun plus 77.777 Porsi Makanan Gratis
Warga Terdampak Banjir Kali Ciliwung Dapat Makanan Siap Saji dari Baznas
Mewujudkan Nutrisi Berkelanjutan di Industri Makanan dan Minuman