Perlu Kerja Ekstra untuk Capai Pertumbuhan Ekonomi 5,3 Persen

- Senin, 7 November 2022 | 20:48 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Biro KLIP Kemenko Perekonomian)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. (Biro KLIP Kemenko Perekonomian)

JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Pemerintah perlu usaha ekstra jika ingin mencapai pertumbuhan 5,3 persen di tahun depan. Sebab, perlambatan ekonomi global di tahun 2023 akan terasa di Indonesia, meski potensi untuk terjadinya resesi kecil.

"Dari sisi demand permintaan turun dan produktif sektor ekonomi masih akan ada tantangan yang cukup tinggi," kata ekonom dari Bank Permata Joshua Pardede, Senin (7/11).

Sehingga untuk bisa tumbuh solid 5 persen, mungkin masih ada kerja ekstra dari pemerintah. Demand yang dimaksud adalah menurunnya ekspor.

"Hal itu karena permintaan dari mitra dagang utama, yaitu Amerika Serikat dan Eropa, mengalami penurunan. Kemudian sektor industri mulai merasakan dampaknya," ujar dia.

Misalnya sektor tekstil, maupun sektor yang bahan bakunya impor maupun berorientasi ekspor. Beberapa waktu lalu juga ramai disebut industri tekstil melakukan PHK massal.

"Tingkat pengangguran saat ini jauh lebih rendah saat awal pandemi. Bukan berarti jika resesi global berhenti produktivitasnya. Mungkin akan menurun tetapi tidak akan mengkhawatirkan seperti saat pandemi," tandasnya.

Terkena
Sejumlah sektor memang akan terkena dampak. Namun jika bisa melakukan efisiensi dan strategi bisnis, tentunya akan bisa membatasi PHK.

Sebelumnya Menteri Koordinator Bidang perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, perekonomian Indonesia masih bagus. Terlihat dari inflasi yang terus menurun.

"Tahun depan (2023), bisa menyentuh angka 5,3 persen. Bahkan Indonesia dan negara Asia lainnya punya resiliensi, jika resesi global terjadi pada 2023 mendatang," tegasnya.

Karenanya, dia optimistis Indonesia tidak terdampak jika resesi ekonomi global 2023 terjadi. Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,7 persen pada kuartal III tahun 2022 secara year on year.

"Di tengah kondisi global yang tidak menentu, Indonesia masih bisa menjaga perekonomian. BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 mencapai 5,72 persen secara tahunan (yoy)," tutur Kepala BPS Margo Yuwono.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Centre for Indonesia Strategic Actions (CISA) Herry Mendrofa mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III/2022 yang mencapai 5,72 persen membuat Indonesia unggul dari China, AS dan Eropa.

Bertumbuh
Dia juga membeberkan sejumlah analisis yang membuat ekonomi Indonesia mampu bertumbuh dan bertahan. Khususnya di tengah prediksi ancaman resesi global yang mengganggu stabilitas.

"Ini cukup menarik, pertumbuhan ekonomi nasional tetap terproyeksi baik dibandingkan negara lain. Itu karena preferensi kebijakan pemerintah yang adaptif dan produktif," jelasnya.

Halaman:

Editor: Arif Muhammad Iqbal

Tags

Terkini

Strategi BNI Genjot Pertumbuhan Kredit Ekspor

Jumat, 24 Maret 2023 | 19:46 WIB

Menko Luhut Harap e-Paspor Diterapkan di Korea

Jumat, 24 Maret 2023 | 18:57 WIB
X