JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com- Industri biodiesel di Indonesia telah sesuai arahan pemerintah sebagai upaya membangun kemandirian energi di dalam negeri, serta mendukung sektor perkebunan kelapa sawit.
Hal ini menyikapi demo sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mengatasnamakan petani kelapa sawit, dan terus-menerus menyuarakan mengenai pengusaha yang dianggap diuntungkan subsidi biodiesel.
"Produsen jangan terusan-terusan jadi victim (korban) karena mereka mengikuti aturan pemerintah. Kalau ada yang dilanggar ada proses hukumnya," kata Direktur Eksekutif Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute Policy (Paspi) Tungkot Sipayung, Selasa (14/11).
Menurutnya, subsidi biodiesel sebenarnya bukan diberikan kepada pelaku usaha, tetapi kepada konsumen. Pasalnya, harga biodiesel tergantung harga CPO dan BBM dunia.
Baca Juga: Pecinta WR 155 R Nikmati Beragam Aktivitas dan Pengalaman Berkendara Motor Adventure Yamaha
Pemerintah setiap bulan telah menetapkan Harga Indeks Pembelian (HIP) solar dan HIP biodiesel. Jika HIP solar lebih murah dari HIP biodiesel, maka BPDPKS menutup selisihnya (HIP biodiesel dikurangi HIP solar). Sebaliknya, bila HIP Solar lebih mahal dari HIP biodiesel (seperti saat ini) tidak ada subsidi dari BPDKS.
Pada kesempatan itu, Tungkot juga menjelaskan bahwa kartel di industri sawit, terutama minyak goreng di Indonesia secara ekonomi tidak ada karena jumlah pemainnya banyak.
"Paling ideal adalah persaingan sempurna, yang mana pemainnya banyak, seragam, dan tidak ada persaingan tapi itu hanya ada di text book," ujarnya.
Baca Juga: Netizen Korsel Tuduh Ibu Negara Tiru Gaya Audrey Hepburn Saat Aksi Amal di Somalia
Artikel Terkait
Catat 1.523 Pergerakan pada KTT G20 AirNav Jamin Pelayanan Penerbangan Terbaik dengan Traffic Makin Tinggi
House of Craft Ketika Perajin Lokal Parade Karya Terbaik di Ajang KTT G20
KTT G20 Diharapkan Perkecil Perbedaan Antar Negara