Transaksi Digital Ikut Akselerasi Pemulihan Ekonomi di Jabar

BANDUNG, jakarta.suaramerdeka.com - Deputi Direktur Senior Kantor Bank Indonesia Jabar, Taufik Saleh menyebutkan bahwa tren pemulihan ekonomi di wilayahnya di antaranya ditopang transaksi digital yang makin massif.

Sebelumnya, transaksi digital itu mekar di saat pandemi Covid-19 yang belakangan kecenderungan kasusnya mulai menurun. Pandemi masih menghadirkan blessing in disguise (berkah terselubung).

"Derap pemulihan di Jabar terakselerasi lonjakan transaksi digital," katanya di sela-sela "Pertemuan Tahunan BI 2022: Sinergi dan Inovasi Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju" di Bandung, Rabu (30/11/2022).

E-commerce misalnya, Jabar mencatatkan nilai transaksi hingga triwulan ketiga tahun ini hingga Rp 27 triliun dengan jumlah transaksi hampir 180 juta. Catatan ini menjadikan Jabar sebagai provinsi yang paling banyak belanja secara digital secara nasional dengan porsi 21,9 persen.

Baca Juga: BI Gandeng KemenKopUKM dan IFC Gelar IN2MOTIONFEST Wujudkan Indonesia Kiblat Fesyen Muslim Dunia

Tren itu di antaranya ditunjang pula dengan komitmen Pemda digitalisasi melalui elektronifikasi transaksi (ETPD), di samping sistem pembayaran kliring, real time gross settlement platform e-commerce hingga implementasi QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard).

Khusus QRIS, Jabar pun mencatat pertumbuhan cukup signifikan. Menurut Taufik, merchant yang sudah menerapkan standar pembayaran tersebut di Jabar mencapai 4,65 juta.

Angka tersebut mengambil porsi 20,80 persen dari target penerapan QRIS nasional sebanyak 15 juta merchant. Merchant yang menggunakan QRIS sendiri bakal terus digenjot. Karena itu, pemanfaatan teknologi digital ke sektor lainnya tetap jadi salah satu rekomendasi kebijakan pada 2023. Di antaranya untuk mendorong efisiensi rantai pasok.

Baca Juga: BI Jabar: Pangsi Bakal Jadi Andalan Atas Persoalan Ketahanan Pangan