JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com – Dalam mewujudkan kemandirian di bidang industri dan sebagai upaya merealisasikan hilirisasi PT Indo Nickel Industri bekerjasama dengan Pinggao Group Company Limited, menandatangani pembangunan Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) Nickel Smelter Project Indonesia–Engineering Procurement and Construction Contract – untuk pembangunan proyek smelter nikel di Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan.
Penandatanganan kontrak dilakukan di Jakarta, Jumat (16/12) antara Direktur Utama PT Indo Nickel Industri (INI), Helmut Hermawan, dengan Direktur Utama Pinggao Group Co. Ltd., Cao Mingxiang, disaksikan sejumlah pejabat dari pemerintah kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Helmut mengatakan penandatanganan kerjasama ini mengawali rangkaian pembangunan projek kerjasama pembangunan RKEF smelter nikel senilai lebih dari 50 juta juta.dolar AS. untuk merealisasikan program hilirisasi dengan kapasitas 1 X 36 ribu KVA (setara 36 Mega Volt Ampere (MVA)).
Baca Juga: Dipasangkan Sebagai Pendamping Prabowo, Ganjar, atau Anies, Nama Ini Selalu Teratas
“Dalam upaya mendukung program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah, kami tidak hanya membuka tambang nikel di Malili, Luwu Timur saja, namun saat ini kami membangun smelter menggandeng kerjasama dengan pihak investor Pinggao Co. Ltd. yang telah berpengalaman di bidang industri elektrik sejak tahun 1970,” papar Helmut.
Dengan menggandeng Pinggao Group selaku perusahaaan kontraktor Engineering Procurement and Construction (EPC), maka nantinya biji nikel (nickel ore) yang selama ini ditambang di Malili, akan langsung diolah menjadi Feronikel dengan kadar Nikel (Ni) 10% sampai 12% dengan kapasitas 64 ribu ton Feronikel setiap tahunnya.
Saat menyampaikan sambutannya, Cao Mingxiang menyampaikan terima kasih dan penghargaannya, baik kepada pemerintah lokal setempat yang sudah mendukung pembangunan smelter, terutama kepada kepercayaan PT INI, yang telah memilih Pinggao Group selaku perusahaan kontraktor EPC dalam proyek kerjasama.
Baca Juga: Golden Certificate untuk Penyuluh, Kementan: Apresiasi dan Pengakuan Pemerintah
Pinggao Group merupakan anak perusahaan China Electric Equipment Group Co. Ltd., yang didirikan tahun 1970. Salah satu anak perusahaannya yang telah terdaftar di bursa dan menjadi perusahaan terbuka (listed company) yakni Pinggao Electric.
Selain menjadi perusahaan perlengkapan elektrik terkemuka di Tiongkok, di dunia perusahaaan tersebut memimpin dalam penguasaan riset dan pengembangan (litbang/R&D), serta pemimpin industri dalam penyediaan sistem solusi integrasi energi.
Pinggao Group International Engineering Co. Ltd, sebagai bagian utama Pinggao Group, yang membawa bisnisnya ke luar negeri selama beberapa tahun terakhir.
Baca Juga: Garuda Indonesia Group Siakpan 1,3 Juta Kursi Penerbangan Season Natal dan Tahun Baru 2022/2023
Sejak 2013, perusahaan telah mengimplementasikan inisiatif “One Belt, One Road,” dan telah menuntaskan total pekerjaan EPC dan kontrak ekspor senilai lebih dari US$2.770 juta.
Mesin-mesin Pinggao dan perlengkapannya diekspor ke lebih dari 60 negara, termasuk Italia, Spanyol, Brazilia, Bangladesh, Vietnam, dan Thailand. Proyek EPC terutama didistribusikan di Polandia, Nepal, Laos, Pakistan, Kamboja, dan Ethiopia. Tahun 2017 Pinggao menduduki peringkat ke-220, dan termasuk dalam kategori 250 kontraktor terbesar di dunia.
“Di Indonesia, Pinggao menjadi mitra yang cukup lama selama 20 tahun terakhir, terutama untuk suplai peralatan pembangkit listrik di Indonesia. Selama beberapa tahun terakhir, kami telah memenuhi banyak kebutuhan peralatan pembangkit listrik industri nikel di Indonesia. Keandalan produk-produk kami berjalan secara stabil,” jelas Mingxiang.
Artikel Terkait
Suplai Air Baku Pengembangan Industri Nikel di Kendari- Konawe, Kementerian PUPR Percepat Konstruksi Bendungan
Kegiatan Penambangan Nikel PT CLM Alami Gangguan Karena Ada Sengketa
Pemilik Tambang Nikel PT CLM Keberatan Dengan Keputusan Dirjen AHU Terkait Kepemilikan Saham