jakarta.suaramerdeka.com - Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Holding BUMN Farmasi, Bio Farma membina 80 peternak generasi milenial yang berasal dari 3 kelompok ternak di Desa Mandalamukti, Ciptagumati, dan Cipada Kabupaten Bandung Barat.
Dengan langkah tersebut, mereka ingin mengintegrasikan isu dan tantangan masyarakat ke dalam suatu bentuk kegiatan atau pendampingan yang diharapkan berujung pada penciptaan nilai ekonomi dan sosial yang berkelanjutan.
Kepala Divisi TJSL Bio Farma, Tjut Vina Irianti, menjelaskan bahwa selain memberikan berbagai pelatihan dalam perbaikan kualitas hewan ternak, pihaknya melakukan community development supaya peternak milenial binaannya itu mampu bersaing di era 4.0.
“Kami memberikan pembinaan dalam aspek pengelolaan media sosial dan pemanfaatan E-commerce, sehingga para peternak milenial selain memilki kemampuan berternak juga dapat memaksimalkan penggunan digital sebagai sarana dalam peningkatan promosi dan penjualan serta tentunya memberikan manfaat edukasi sehingga dapat memberikan inspirasi kepada masyarakat khususnya generasi milenial lainnya," kata Tjut Vina dalam keterangannya, Sabtu (14/1/2023).
Baca Juga: Menhub Tinjau Pulau Terluar Pelabuhan, Bandara, dan Jalan di Enggano Terus Dikembangkan (2)
Tak hanya itu, Bio Farma memperkenalkan konsep business to business kepada peternak milenial yang merupakan “agent of change” di desanya, sehingga mereka diharapkan memiliki kemampuan bernegosisasi yang baik.
Terlebih mereka mempunyai modal bagus. Pakan hewan ternak berkualitas yang mampu menghasilkan hewan yang memiliki daya jual yang baik. Peternak milenial binaannya itu dianggap sudah mulai menemukan partner bisnis, yaitu UMKM yang bergerak dibidang usaha jual beli ternak domba serta kuliner.
Khusus pakan, menjadi permasalahan yang teridentifikasi dalam program tersebut. Pasalnya, peternak kesulitan mendapatkan rumput untuk pakan sehingga harus mencari ke luar kota yang berpengaruh terhadap biaya operasional pemeliharaan, kualitas peternakan, dan kuantitas yang dihasilkan.
Baca Juga: KemenKopUKM Pastikan Pemberdayaan dan Pelindungan Koperasi Diatur dalam RUU Perkoperasian
Karena itu, Bio Farma menggandeng pula Universitas Padjajaran dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai mitra kerjasama startegis dalam hal pengembangan program rumput, sehingga mampu menciptakan rumput yang memiliki kandungan nutrisi tinggi bagi peternak.
"Ketika peternak telah mandiri dalam hal pakan maka akan memiliki waktu luang dikarenakan waktu untuk mencari pakan sudah tidak lama dan dapat dimanfaatkan untuk menciptakan kegiatan perekonomian baru, seperti diversifikasi produk," kata Dirut Bio Farma, Honesti Basyir.
Peternak milenial sendiri dinilai merupakan potensi yang perlu dikembangkan Bio Farma sehingga dapat menjadi roda penggerak pengembangan kapasitas dan kapabilitas masyarakat bidang peternakan di wilayahnya.
Baca Juga: FIFA Resmi Rilis Nominasi Penghargaan Pelatih Terbaik Pria 2022: Ancelotti Atau Scaloni?
Melalui program pengembangan Program Re-Grass & Sustainability Village yang diimplementasikan di Desa Mandalamukti kemudian disebarluaskan kembali oleh Kelompok Ternak Domba & Kambing Azkia Raya kepada Kelompok Ternak Domba Bale Sawargi Desa Cipada Kecamatan Cikalong Wetan, dan Kelompok Ternak Domba Panglipur Galih Desa Ciptagumati Kecamatan Cikalong Wetan.
Artikel Terkait
Peran Petani Milenial Dongkrak Perekonomian
EdenFarm Rangkul Petani Milenial dalam Peresmian ECF Caringin
Tingkatkan Resonansi, Kementan Tetapkan 150 Srikandi Petani Milenial dari Seluruh Tanah Air
Kementan Komitmen Siap Mencetak 2,5 Juta Petani Milenial di Seluruh Indonesia
Mentan SYL ke Petani Milenial, Gas Pol
Berhasil Dorong Digitalisasi Pertanian Lewat Program Petani Milenial, Negara G20 Apresiasi Kementan
Kementan Gencarkan Pertumbuhan Champion Petani Milenial Lewat Akses Tani Akur
Produk Petmil alias Petani Milenial Ditempatkan Di Gerai Strategis
Mentan Berikan 33 Sertifikat Emas ke Champion Petani Milenial, Penyuluh Pertanian, dan P4S