JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 sebesar 5,3 persen, dinilai sangat impresif. Selain itu, paling tinggi selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Kinerja impresif perekonomian itu diprediksi akan berlanjut, meskipun memasuki tahun politik," kata Direktur Eksekutif Segara Institute Piter Abdullah di Jakarta, Selasa (7/2).
Menurutnya, dengan perhelatan pesta demokrasi, akan banyak aktivitas politik yang meningkatkan konsumsi domestik. Banyak belanja politik seperti bikin spanduk dan lain lain.
"Yang akan meningkatkan perputaran uang. Dimana pada akhirnya meningkatkan konsumsi," ujarnya.
Dia menambahkan, di tengah pelemahan ekonomi dunia, Indonesia memang cukup resilience. Selain itu tetap mampu bertumbuh.
"Pertumbuhan yang tinggi didukung oleh pulihnya konsumsi. Hal itu seiring pandemi yang mereda, bahkan PPKM sudah dicabut," tandasnya.
Meningkat
Sementara, investasi meningkat dimana target investasi kementerian bahkan mencapai target. Di sisi lain, di tengah tingginya harga komoditas Indonesia mengalami surplus neraca perdagangan tertinggi sepanjang sejarah.
"Saya memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi 2023 masih menjanjikan. Pertumbuhan ekonomi tahun 2023 diperkirakan dikisaran 4,75 persen - 5,25 persen," tegasnya.
Meskipun perekonomian global diyakini melambat, kata dia, tetapi perekonomian Indonesia tetap akan tumbuh positif. Hal itu didorong oleh permintaan domestik dan tingginya harga komoditi.
"Harga komoditi akan turun. Tetapi tetap lebih tinggi dibandingkan periode sebelum 2020," jelasnya
Untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi, guna mendorong pertumbuhan ekonomi, pemerintah harus menjaga permintaan domestik. Atau bahkan memberikan stimulus agar permintaan domestik meningkat.
"Hal ini terutama dengan menjaga daya beli masyarakat. Di sisi lain pemerintah juga perlu mendorong investasi," imbuhnya.
Dilanjutkan
Dikatakan, kebijakan hilirisasi adalah salah satu kebijakan yang sudah tepat dan perlu dilanjutkan. Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumka,n capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 sebesar 5,3 persen.
"Secara kumulatif di tahun 2022 ekonomi mampu tumbuh di angka 5,31 persen. Pertumbuhan ini jauh lebih tinggi dari angka pre Covid-19, yaitu yang rata-rata sebesar 5 persen sebelum pandemi," paparnya.