JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com - Kondisi angkutan umum di Jawa Tengah (tahun 2012), jumlah armada AKDP sebanyak 6.445 kendaraan. Saat ini hanya tertinggal 3.827 kendaraan yang beroperasi karena pengusaha tidak sanggup meremajakan armada. Rata-rata sudah di atas 25 tahun. Usia kendaraan lebih 10 tahun mencapai 60 persen. Sebanyak 90 persen armada Bus AKDP tidak dilengkapi pendingin, alat pemadan kebakaran, palu pemecah kaca dan tidak ramah difabel. Akibatnya, penumpang berkurang, pendapatan berkurang, sehingga tidak mampu menutup biaya operasional kendaraan.
Sebelum Direktorat Jenderal Perhubungan Darat meluncurkan Program TEMAN BUS dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek dengan Program BISKITA dengan skema pembelian layanan ( buy the service/BTS) tahun 2020. Pemprov. Jawa Tengah sudah mendahului meluncurkan Bus Trans Jateng.
Sejak Juli 2017, Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah meluncurkan layanan Angkutan Aglomerasi Perkotaan (Bus Trans Jateng) dengan skema pembelian layanan ( buy the service).
Baca Juga: Hasil Liga Inggris: Man City Gagal Memuncaki Klasemen Setelah Ditahan Imbang Nottingham Forest
Hingga sekarang telah beroperasi di 4 wilayah aglomerasi, yaitu Kedungsepur (Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga, Semarang, Purwodadi) 3 trayek, Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, Kebumen) 1 trayek, Purwomanggung (Purworejo, Wonosobo, Magelang, Temanggung) 1 trayek dan Subosukowonosraten (Sukoharjo, Boyolali, Surakarta, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, Klaten) 1 trayek.

Bus Trans Jateng melayani rute-rute yang menghubungkan wilayah aglomerasi perkotaan di Jawa Tengah. Melayani sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang meliputi keamanan, keselamatan, kenyamanan, keteraturan, kesetaraan dan keterjangkauan. Total dilayani oleh 98 unit bus.
Prinsip yang digunakan adalah tidak menggusur tetapi menggeser. Operator yang ada dengan rute yang dilalui layanan Bus Trans Jateng dapat menjadi bagian dari operasional Trans Jateng.
Tidak menambah jumlah kendaraan di trayek yang akan dilayani tetapi justru mengurangi dengan sistem scraping kendaraan berdasarkan kapasitas kendaraan. Armada Bus Trans Jateng menggunakan jenis bus medium dengan kapasitas 40 penumpang (duduk dan berdiri).
Adapun aturan perbandingan scraping adalah 4 kendaraan angkot/angkudes berbanding 1 armada Bus Trans Jateng, 3 kendaraan bus kecil berbanding 1 armada Bus Trans jateng, 2 kendaraan bus sedang berbanding 1 armada Bus Trans Jateng, 1 kendaraan bus besar berbanding 1 armada Bus Trans Jateng. Disamping itu, para operator yang ada dapat membentuk konsorsium sebagai calon operator layanan Bus Trans Jateng dan mengikuti proses lelang melalui ULP.
Akan beroperasi koridor ketujuh
Tahun 2023 direncanakan akan beroperasi Bus Trans Jateng di koridor Surakarta - Wonogiri sepanjang 40 km. Koridor ini merupakan Bus Trans Jateng ketujuh. Sepanjang koridor ini akan dilayani 14 bus sedang dengan 128 halte.
Baca Juga: Pentingnya Regulasi Ketat dalam Mendorong Pertumbuhan Sehat di Industri Perbankan Indonesia
Bus yang akan beroperasi berlantai rendah (low entry). Keberadaan koridor Bus Trans Jakarta di wilayah Wonogiri, setidaknya dapat membantu mengurangi korban kecelakaan lalu lintas. Minimnya layanan angkutan umum telah menyebabkan sebagian besar pelajar menggunakan sepeda motor ke sekolahnya.
Berdasarkan data dari Kepolisian Resor Wonogiri bahwa korban kecelakaan di wilayah Wonogiri selama tahun 2022 sebanyak 2.408 korban dan 567 korban (24 persen) adalah pelajar. Kedua terbesar setelah wirausaha 1.485 korban (61,67 persen). Sebanyak 14 pelajar meninggal dunia, 391 pelajar luka ringan dan 612 pelajar tidak luka.
Artikel Terkait
Exotel Eksplorasi Pesan Pendek Paling Populer dalam Hadirkan Kepuasan Pelanggan
Gerakan Anti Sampah “Yok Kita Gas”: BRI Sasar Pengelolaan Sampah Terpadu di Pasar Kesesi Pekalongan
Angkasa Pura I Lakukan Pertemuan Strategis Bersama Maskapai dan Operator Bandara Dunia dalam Routes Asia 2023
Maybank Indonesia Bukukan Laba Sebelum Pajak Rp2,04 Triliun di Tahun 2022
Pentingnya Regulasi Ketat dalam Mendorong Pertumbuhan Sehat di Industri Perbankan Indonesia