BANDUNG, jakarta.suaramerdeka.com - Senior Executive Vice President (SEVP) Penelitan dan Pengujian Bio Farma, Adriansjah Azhari menyatakan bahwa pengembangan atas vaksin rotavirus yang dilakukan mempunyai sejumlah keunggulan dibandingkan vaksin serupa.
Menurut dia, vaksin rotavirus yang dikembangkan pihaknya dapat diberikan terhadap bayi mulai dari bayi baru berumur 0 bulan, 1 bulan, hingga usia 2 bulan.
"Semua vaksin rotavirus lainnya di dunia baru bisa diberikan pada bayi berumur 2,3,4 bulan. Sehingga hal tersebut akan memberikan proteksi yang jauh lebih baik pada bayi atas paparan virus rota” ujarnya pada "14th International Rotavirus Symposium" di Bali, pekan lalu.
Kelebihan lainnya adalah dalam pengembangannya, vaksin buatan dalam negeri itu menjadi satu-satunya vaksin rotavirus yang memakai bahan-bahan yang tidak mengandung unsur babi (porcine free).
Baca Juga: Ancam Industri Fesyen Lokal, IFC Tolak Thrifting Pakaian Bekas Impor Ilegal
Dengan demikian pada saat diluncurkan, produk tersebut menjadi vaksin rotavirus halal pertama di dunia.
Dijelaskan pula, pengembangan vaksin yang dilakukan mulai dari hulu ke hilir seluruhnya berpusat di dalam negeri. Dengan demikian, nilai TKDN-nya tinggi dibandingkan vaksin lainnya yang didatangkan secara impor. Langkah ini sekaligus sebagai upaya mendukung ketahanan dan kemandirian dalam negeri.
Tak hanya itu, BUMN Farmasi tersebut melakukan pula kolaborasi transfer teknologi dengan Murdoch Children’s Research Institue (MCRI) dalam pengembangannya.
Baca Juga: Bandara dan Navigasi Penerbangan Siap Layani Peningkatan Trafik Mudik Lebaran 2023
Saat ini, jelasnya, pengembangan vaksin rotavirus berada dalam tahap uji klinis fase 3. Mereka bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada dan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Uji klinis bertujuan untuk menilai efikasi vaksin pada 1.400 bayi baru lahir dengan periode pengamatan hingga usia 18 bulan. Diharapkan, vaksin rotavirus yang dikembangkan Bio Farma itu dapat menjadi salah satu program vaksinasi nasional guna melindungi sejak dini generasi muda bangsa dari kematian dan keparahan penyakit gastroenteritis akibat infeksi rotavirus.
Rotavirus sendiri masih menjadi salah satu penyebab paling umum dari diare yang parah dan fatal pada anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia.
Baca Juga: Jokowi Penentu Konstelasi dan Pemenang Pilpres 2024
Sejak diseleggarakan pertemuan di Minsk, 28 negara tambahan telah memperkenalkan vaksin rotavirus, sehingga total global menjadi 123 negara di seluruh dunia. Kurang dari separuh negara di Kawasan Asia Tenggara yang secara rutin menggunakan vaksin rotavirus.
Secara global, katanya, terlepas dari rekomendasi WHO bahwa vaksin rotavirus harus dimasukkan ke dalam program imunisasi nasional setiap negara, 58,6 juta anak di dunia tidak memiliki akses terhadap vaksin tersebut.
Artikel Terkait
IndoVac Sudah Bisa Digunakan Lansia untuk Booster Kedua Vaksin Covid-19
Erick Thohir Tinjau Posko Kesehatan, Tim Medis BUMN Farmasi Sebar Vaksin Tetanus dan Flubio
Ditunjang Transfer Teknologi, Bio Farma Bakal Bikin Vaksin Kanker Servik Lokal
Penumpang yang Berangkat Dari Stasiun Gambir dan Pasaraenen di Himbau Untuk Perhatikan Aturan Vaksin Terbaru
KAI Daop 1 Jakarta Himbau Penumpang Perhatikan Aturan Vaksin dan Barang Bawaan
Pandemi Covid-19 Makin Mereda, Vaksin Indovac Justru Bisa Tampil Beda
Jemaah Haji Wajib Vaksin Meningitis, Jemaah Umrah Disarankan Tapi Risiko Perlu Dipertimbangkan
Adopsi Sistem Produksi Vaksin, Komoditas Pisang di Sumedang Siap Jadi Unggulan Bernilai Ekonomis
1.971 Pegawai KAI Di-cus Vaksin Covid-19 Booster Kedua
Peran Diplomasi Vaksin Tak Bisa Diabaikan