JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com – Air Susu Ibu (ASI) perah sebenarnya tidak hanya dibutuhkan oleh ibu menyusui yang bekerja. Para busui (ibu menyusui) yang tinggal di rumah sepanjang hari pun membutuhkannya.
Karena kondisi busui tidak selalu baik-baik saja, maka ASI perah menjadi kebutuhan semua ibu.
Ketika busui berada dalam kondisi yang tidak menyusui, disinilah peran penting ASI perah, sehingga kebutuhan bayi akan ASI tetap dapat terpenuhi.
Fase menyusui bagi seorang ibu merupakan anugerah yang luar biasa dan tidak semua perempuan dapat mengalaminya.
Baca Juga: Adisurya Abdy Tantang Kurator Debat Terbuka
Menjelang moment tersebut, seorang ibu perlu melakukan berbagai persiapan agar proses pemberian ASI selama 2 tahun pada sang buah hati dapat berjalan sukses.
Febi Sukma, seorang konselor laktasi sekaligus dosen kebidanan mengatakan mempersiapkan diri untuk menyusui bagi seorang perlu dilakukan. Terlebih pada perempuan yang baru pertama kali menyusui.
“Semuanya menjadi sesuatu yang baru baik bagi ibu maupun bayinya,’’ kata Febi Sukma. Bagi bayi, dia sudah terbiasa mendapatkan makanan dari plasenta, selama 9 bulan berada di dalam kandungan.
Baca Juga: Seperti Rutinitas Tahunan, Indonesia Pakai Jasa Christopher Rungkat pada Babak Play off Piala Davis
Begitu dilahirkan, dia perlu effort yang tinggi untuk mengisap puting susu ibu agar mendapatkan asupan makanan.
Sementara bagi si ibu tak kalah harus berjuang, beradaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru.
‘’Harus punya keahlian dalam menyusui supaya kebutuhan bayinya terpenuhi,” ungkap Febi pada acara sharing session bertajuk ‘Mother Empowerment: Cara Mengatasi Masalah Menyusui dengan Perah ASI Manual’, Minggu, 12 Desember 2021.
Kegiatan sharing session ini merupakan rangkaian kampanye #akuberdaya yang diinisiasi oleh Desainer Nina Nugroho dengan tujuan melejitkan keberdayaan 1 juta perempuan Indonesia dalam setahun ke depan.
Untuk mewujudkannya, Nina Nugroho berkolaborasi dengan assosiasi trainer Tempa Trainers Guild (TTG) .