Kastini menyampaikan itu pada acara sharing session ‘Pemaafan Untuk Kebahagiaan Diri dan Keluarga’.
webinar digelar Gerakan #akuberdaya bekerjasama dengan Tempa Trainers Guild (TTG), baru-baru ini.
Gerakan #akuberdaya merupakan sebuah gerakan yang diinisiasi oleh desainer Nina Nugroho.
Gerakan ini dengan target melejitkan keberdayaan 1 juta perempuan dalam setahun ke depan, dengan berbagai kegiatan.
Kastini menambahkan, pada beberapa orang kesulitan untuk memaafkan karena mereka sadar atas haknya.
Baca Juga: Mandiri Tennis Open 2022: Petenis Unggulan Bertumbangan
Hak untuk merasa marah dan merasa pihak yang bersalah tidak layak mendapatkan kebaikan.
Membuat keputusan untuk memaafkan berarti kita melepaskan kebencian, yang memang hak kita.
Ketika mengambil keputusan untuk memaafkan, maka itu artinya kita melepaskan kebencian, sehingga muncul rasa damai.
“Kadang kita seolah-olah telah memaafkan kesalahan mereka dengan tegar, namun acap kali masih memendam rasa sakit dan dendam,” urai Kastini.
Mengutip Martin Luther King Jr; memaafkan bukan tentang menyetujui Tindakan dan melegalkan.
Bukan pula tentang menyangkal, atau mengabaikan sebuah tindakan.
Memaafkan bukan sekadar moving on, melupakan, atau menganggap tidak pernah terjadi sesuatu.
Bukan pula tentang menenangkan diri untuk kemudian membalas dendam, membenarkan atau melepaskan keadilan yang mungkin dibutuhkan.
Tidak juga soal upaya tawar-menawar atau negosiasi.
Artikel Terkait
Webinar #akuberdaya Nina Nugroho : Overthinking Sebabkan 4 Hal ini, Salah Satunya Emosi Tidak Terkontrol
Webinar Gerakan #akuberdaya Nina Nugroho : Agar Sukses Dengan Usaha Minim
Pesan Sandiaga Uno Untuk Nina Nugroho : Ambil Peluang Jadi Pemain Dunia Industri Fesyen