Tidak adanya rasa keluasan hati terhadap kondisi yang dihadapi ini, dan tidak bersedia memaafkan, membawa dampak besar terhadap banyak hal.
Baca Juga: Mandiri Tennis Open 2022: Petenis Unggulan Bertumbangan
Dalam konteks rumah tangga, ketidakmampuan memaafkan ini dapat menimbulkan ketidak harmonisan dalam keluarga, dan tidak jarang berakhir pada perceraian.
Bahkan jika tidak terjadi perceraian, situasi tidak memaafkan ini dipastikan menyebabkan terjadinya disfungsi relasi, akibatnya hubungan pernikahan hanya sebatas status.
Apabila terus dibiarkan, dikatakan Kastini, orang yang menyimpan rasa sakit hati berlama-lama mencengkram di dirinya justru rentan mengalami gangguan kesehatan fisik dan emosi yang tergolong kronis.
“Kondisi ini juga akan menganggu kesehatan jantung, ini sangat related dengan hormone kortisol. Nanti berpengaruh ke sistem peredaran darah, sakit telinga,” lanjutnya.
Belakangan pandemic Covid-19 juga ditenggarai sebagai penyebab angka perceraian meningkat tajam.
Namun, menurut Kastini, jika pun ada dampaknya hanya sekitar 2 persen.
Selebihnya penyebab perceraian , tidak lain akibat perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus.
Baca Juga: IPW Minta Ada Evaluasi
“Sayangnya itu berita hoax, selama pandemi ini hanya 2 persen yang berakibat pada perceraian,’’ tegas Kastini Kaspan.
‘’Selebihnya karena mandeg nya hubungan. Saran saya, kalau bisa diselesaikan dengan saling memaafkan, alangkah baiknya,’’ kata Kastini Kaspan.
‘’Yang namanya perceraian tetap meninggalkan luka luar biasa pada diri sendiri dan anak-anak,” terang Kastini.
Berdasarkan penelitian dari Worthington (2007), orang yang banyak memaafkan secara siginikan akan meningkat kehidupannya, karena dengan pemaafan terbukti;
- Pemaafanmembantu melepaskan diri dari rasa marah.
- Pemaafan mengurangi depresi
- Pemaafan meningkatkan harapan
- Pemaafan menurunkan level kemarahan
- Pemaafan meningkatkan hubungan spiritual
- Pemaaafan meningkatkan kepercayaan diri
- Pemaafanmembuat orang yang menyakiti kita melihat lebih jelas sikap tidak adil yang pernah mereka lakukan, sehingga mereka dapat berupaya berhenti atau tidak mengulanginya lagi.
“Jadi pemaafan sangat berhubungan langsung dengan pencapaian tujuan positif,’’ katanya.
Artikel Terkait
Webinar #akuberdaya Nina Nugroho : Overthinking Sebabkan 4 Hal ini, Salah Satunya Emosi Tidak Terkontrol
Webinar Gerakan #akuberdaya Nina Nugroho : Agar Sukses Dengan Usaha Minim
Pesan Sandiaga Uno Untuk Nina Nugroho : Ambil Peluang Jadi Pemain Dunia Industri Fesyen