Pesona Pasar Kebon Emping, Surga Kuliner di Kabupaten Bantul

Seiring berjalannya waktu, Pasar Ramadhan mulai ramai dikunjungi hingga diubah menjadi pasar yang tidak hanya buka di bulan puasa saja.

“modalnya cuma Rp. 130.000 dan itupun harus berhutang di toko bangunan untuk buat Pasar Ramadhan sebelum menjadi Pasar Kebon Empring waktu itu ” kenang Titik.

Nuansa pedesaan yang sarat kearifan lokal sangat terasa di Pasar Kebon Empring. Hal ini terlihat dari papan petunjuk yang menggunakan aksara jawa. Sesuai namanya, Kebon dalam bahasa Jawa berarti kebun. Empring dalam bahasa Jawa adalah bambu.

Pasar yang memadukan ragam kuliner tradisional serta dikelilingi rerimbunan pohon bambu menjadi daya tarik tersendiri. Selain itu, Pasar Kebon Empring juga menyediakan beberapa permainan tradisional.

Baca Juga: Kelompok Usaha Ini Sulap Daun Pandan Jadi Kerajinan, Pemberdayaan UMKM Binaan BRI Semakin Berkembang

Pengunjung bebas bermain egrang, bakiak, jungkat-jungkit, dakon dan mainan lainnya. Bagi pengunjung yang datang bersama keluarga, menurut Titik bukan sekedar untuk memanjakan lidah saja tetapi menjaga nilai-nilai tradisi dan budaya Jawa.

“sambil orang tuanya menyantap makanan tradisional, anaknya bisa dolanan, main di sungai supaya tahu jenis-jenis ikan yang ada di kaligawe” ujarnya.

Sebanyak 25 lapak menjajakan aneka kudapan hingga makanan dan minuman tradisional. Masing-masing lapak mempunyai ciri khasnya tersendiri.

Aturan tersebut diberlakukan lantaran pihak pengelola berharap para pelapak dengan latar belakang berbeda-beda, tidak saling bersaing dan selalu rukun.

Kudapan dan makanan yang disuguhkan sangat bervariasi. Mulai dari tempe mendoan, tahu walik, singkong goreng, sego wiwit, sego wader, sate kere, sego pecel, rujak lotis atau petis, tengkleng, sate padang dan masih banyak lagi. Harga kudapan dan makanan dibandrol sekitar Rp 3.000 hingga Rp 23.000.

Sedangkan minuman yang dijual antara lain kopi bumbung, wedang alang-alang, es tebu, es dawet dengan batok kelapa, seruni, es kuwut dan lain-lain.