JAKARTA- Teknologi PGT-A atau Pre-Implamantation Genetic Testing for Aneuploidy yang hadir di Morula IVF Indonesia, adalah cara mendeteksi masalah kromosom pada embrio untuk mencegah terjadinya keguguran pada pasien ibu dan calon bayi tabung.
Teknologi PGT-A ini memberikan manfaat bagi pasangan yang memiliki kondisi sudah melakukan program bayi tabung berulang kali dan belum berhasil untuk hamil.
Selain itu, teknologi ini bisa dimanfaatkan bagi pasangan yang memiliki riwayat keguguran berulang, pasangan yang memiliki riwayat kelainan bawaan pada kehamilan sebelumnya dan pasangan yang sudah berusia di atas 38 tahun.
Selain PGT-A terdapat pemeriksaan kromosom lanjutan lainnya yaitu PGT-M (Pre Implantation Genetic Testing for Monogenic / single-gene defect).
Beberapa kelainan yang dapat dicegah dengan menggunakan teknologi PGT-M seperti di antaranya Thalassemia, Spinal Muscular Atropy, Cystic Fibrosis dan penyakit genetik lain yang bersifat menurun.
Direktur Scientific Morula IVF Indonesia, Prof. Arief Boediono. Ph.D mengatakan, PGT-A merupakan teknologi bayi tabung unggulan terbaru untuk screening kromosom pada embrio yang dimiliki untuk membantu memaksimalkan keberhasilan kehamilan dalam program bayi tabung (IVF).
"Teknologi ini memungkinkan proses seleksi embrio sehingga embrio yang dimasukkan ke dalam rahim merupakan embrio sehat yang mempunyai tingkat keberhasilan hamil lebih tinggi," kata Prof. Arief Boediono, Senin (7/11).
Baca Juga: Hasil Drawing Liga Champions Babak 16 Besar: Liverpool vs Real Madrid dan PSG vs Bayern Munchen!
Berdasarkan studi yang dilakukan tahun 2019 hingga September 2022 pada hampir 500 pasien, diketahui bahwa teknologi PGT-A membantu potensi kehamilan sebesar 68% di kelompok umur 38-39 tahun dan 46% usia diatas 40 tahun.
"Pada kelompok 38-39 tahun tersebut, persentase kehamilan dengan teknologi PGT-A lebih baik 25 persen dibanding kehamilan Non PGT-A dan di usia 40 tahun ke atas, PGT-A membantu persentase kehamilan 19% lebih baik dari yg Non PGT-A,” terangnya.
Data lain dalam penelitian mengungkapkan bahwa pasien dalam rentang usia 36-44 tahun memiliki angka kromosom normal (euploid) yang jumlahnya lebih rendah dibndingkan kromosom tidak normal (aneuploid).
Baca Juga: Golkar Harus Masifkan Strategi untuk Naikkan Elektabilitas Airlangga
Hal ini menunjukkan bahwa teknologi PGT-A harus direkomendasikan pasien dalam kelompok usia tersebut agar tujuan healthy embryo – healthy baby bisa terpenuhi.
Artikel Terkait
Kata Warganet Sstt..! Ada Isu Miring Seputar Kehamilan Jessica Iskandar
Tampil Glowing di Masa Kehamilan Keduanya, Nagita Slavina Bikin Netizen Gagal Fokus
Pentingnya Asupan Nutrisi di Masa Kehamilan, Blackmores Jalankan Aksi “Blackmores Peduli Nutrisi Bunda”
RUU KIA Atur Cuti Ibu Hamil Jadi 6 Bulan
Negara Wajib Penuhi Gizi Ibu Hamil dan Anak
Ramai Netizen Soroti Perut BCL Mirip Orang Hamil: "Kak BCL Lagi Ngajakin "Love Your Self"