Asosiasi Genomik Indonesia Diluncurkan, Perluas Ilmu Kekayaan Genetik

- Minggu, 18 Desember 2022 | 08:31 WIB
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dr. Dra. Lucia Rizka Andalucia, Apt, M.Pharm, MARS (kanan), DR. dr. Ivan R. Sini (tengah) dan Prof Hera Sundoyo (kiri). (Dokumentasi)
Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dr. Dra. Lucia Rizka Andalucia, Apt, M.Pharm, MARS (kanan), DR. dr. Ivan R. Sini (tengah) dan Prof Hera Sundoyo (kiri). (Dokumentasi)

 

JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com, Perkembangan teknologi ilmu genomik berkembang dengan pesat dalam satu dekade terakhir. Diawali dengan upaya pengurutan genom manusia atau whole genome sequencing pada awal tahun 2000 dan terus berlanjut hingga saat ini.

Banyak hal yang didapatkan dari melakukan pengurutan seluruh genom pada manusia. Salah satunya adalah ‘pengobatan yang dipersonalisasi atau ‘Personalize Medicine dan Treatment’. Ilmu genomik telah menunjukan kelebihannya pada pandemi Covid-19 dengan memberikan kita alat diagnosis yang cepat dan akurat, pengobatan yang tepat (presisi) dan efektif hingga pengembangan vaksin berbasis mRNA.

Badan Pusat Statistik (BPS) sendiri menyatakan Indonesia memiliki keragaman etnis paling tinggi di dunia. Akibatnya, Indonesia dapat mengoptimalkan kelebihan ilmu genomik untuk peningkatan kesehatan bagi masyarakat Indonesia.

Ilmu genomik dalam perkembangannya juga memungkinkan untuk mempelajari keanekaragaman gen dari suatu populasi tanaman dan organisme lainnya. Dengan tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia, penerapan ilmu genomik yang tepat dapat mengungkapkan kekayaan genetik biodiversitas di Indonesia.

Sayangnya, perkembangan ilmu genomik sendiri masih minim diketahui oleh masyarakat Indonesia. genomik sendiri merupakan studi tentang seluruh genome dari suatu organisme. Ilmu genomik memiliki fokus terhadap gen-gen yang dimiliki oleh makhluk hidup, baik itu tumbuhan, hewan ataupun manusia dan juga epigenetic.

Diinisiasi oleh DR. dr. Ivan R. Sini, SpOG, Adrian Lembong, drg. Adittya, MARS, Levana Sari, Prof Hera Sundoyo dan dr. Ariel Pradipta, Ph.D, Perkumpulan Asosiasi genomik Indonesia (AGI) didirikan pada tanggal 11 Agustus 2022, dan mendapat pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM tanggal 8 September 2022. AGI kemudian menggelar MUNAS pertama di tanggal 16 Desember 2022.

AGI bertujuan untuk mendorong pengembangan dan penerapan ilmu genomik dengan sebaik mungkin. Melalui kolaborasi dan komunikasi dengan berbagai institusi, asosiasi bermaksud untuk dapat membagikan dasar ilmu praktik terbaik/Best Practice dalam ilmu genomik. Kegiatan perkumpulan asosiasi akan membantu mempercepat penggunaan teknologi ilmu genomik di bidang hayati secara luas dan dapat dirasakan oleh seluruh kalangan masyarakat Indonesia.

Baca Juga: 5 Punggawa Timnas Prancis Yang Terpapar Flu Unta Kembali Latihan

Asosiasi genomik Indonesia akan memberikan dukungan kepada pemerintah terhadap berbagai kebijakan terhadap berbagai standar kerja ilmiah dan industri yang dapat membantu pengembangan ilmu genomik. Dengan koordinasi yang baik, AGI akan menjadi jembatan para anggotanya untuk melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka pengembangan penelitian dan terapan ilmu genomik sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Dengan didasari pada kesamaan visi dan misi, AGI saat ini telah memiliki 10 organisasi yang tergabung serta lebih dari 30 anggota yang berkomitmen untuk mendorong pengembangan dan penerapan ilmu genomik dengan sebaik mungkin. Melalui kolaborasi dan komunikasi dengan berbagai institusi, asosiasi bermasuk untuk dapat membagikan dasar ilmu praktik terbaik ilmu genomik.

Kegiatan asosiasi akan membantu mempercepat penggunaan teknologi ilmu genomik di bidang hayati secara luas. Dengan koordinasi yang baik, asosiasi akan menjadi jembatan para anggotanya untuk melakukan kerjasama dengan berbagai pihak dalam rangka pengembangan penelitian dan terapan ilmu genomik sesuai dengan peraturan yang berlaku.

DR. dr. Ivan R. Sini, GDRM MMIS FRANZCOG SpOG selaku Ketua Umum Asosiasi genomik Indonesia menjelaskan bahwa Perkumpulan Asosiasi Geonomik Indonesia memiliki komitmen dalam pengembangan dan penerapan ilmu genomik untuk masyarakat Indonesia. “Indonesia memiliki keistimewaan dengan memiliki keanekaragaman hayati dan genomik yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya yang luas dan menguntungkan untuk mengembangkan dan memperluas inisiatif biogenomik," paparnya.

Dia menambahkan teknologi genomik manusia dianggap penting dan memiliki manfaat potensi yang luas pada pelayanan kesehatan karena dapat mendeteksi penyakit sejak dini untuk penyakit mematikan seperti kanker, stroke, jantung dan ginjal. Oleh karena itu pentingnya kolaborasi dan berbagi pengetahuan antar anggota.

Halaman:

Editor: Arif Muhammad Iqbal

Tags

Terkini

Tips Menjaga Kesehatan Saat Musim Hujan

Rabu, 1 Maret 2023 | 19:00 WIB
X