Tantangan Dunia Perbukuan di Era Digitalisasi

- Kamis, 12 Januari 2023 | 09:17 WIB
Manajer Marketing Group Prenada Media, Endah M dalam sebuah diskusi. ist
Manajer Marketing Group Prenada Media, Endah M dalam sebuah diskusi. ist

JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Di tengah derasnya arus digitalisasi di berbagai sektor, dunia perbukuan di tanah air memiliki tantangan tersendiri. Karenanya, kreativitas para penulis dan penerbit menjadi kunci agar buku bisa tetap eksis.

"Memang situasi perbukuan nasional cukup berat, termasuk buku-buku perguruan tinggi. Meski demikian, kita terus mencari terobosan-terobosan baru sehingga mampu bertahan," ujar Manajer Marketing Group Prenada Media, Endah M dalam perbincangan dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat – Akademi Televisi Indonesia (LPPM-ATVI).

Sebagai penerbit, pihaknya kerap melakukan jemput bola ke berbagai pihak yang ingin menulis buku. Hal itu dilakukan sebagai peluang untuk mendapat naskah yang bagus serta peluang kerja sama penerbitan.

Meski telah 25 tahun berkecimpung di dunia penerbitan buku, diakuinya, beberapa tahun belakangan, utamana ketika pandemi covid-19 melanda, menjadi tantangan terberat.

Penerbitan buku merupakan salah satu sektor yang sangat terdampak. Situasi ini ditambah dengan berkembangnya internet dan digitalisasi yang membuat penerbitan buku cetak seakan 'kalah bersaing'.

"Ada celah yaitu penerbitan melalui flatfoms digital atau e-book, tapi potensinya masih kecil," katanya.

Lebih lanjut dikatakan, event-event pameran buku berskala besar masih menjadi peluang bagi para penerbit untuk mempromosikan buku-bukunya.

"Pameran IBF atau Islamic Book Fair sangat bagus, Karena animo pengunjung yang besar dari berbagai kalangan, berdampak sangat positif pada penjualan, disamping kita promosikan buku-buku baru," ungkap Endah yang juga Pengurus IKAPI ini.

Menurutnya, satu hal juga yang masih menjadi persoalan adalah mengenai pembajakan. "Pembajakan buku walau bagaimana pun akan merusak rantai proses penerbitan dan penjualan buku, sementara mereka para pelaku pembajakan buku dengan seenaknya mengambil jalan pintas untuk kepentingan keuntungan mereka," kata Endah sambil mengusulkan pihak yang berwenangan agar terus mengupayakan pemberantasan pembajakan buku.

Untuk menghadapi pembajakan itu, kata Endah, pihaknya mengambil berbagai cara misalnya memberi diskon kepada mahasiswa dan dosen. Selain itu terus mengkampanyekan bahwa membeli buku bajakan merusak dan membahayakan dunia perbukuan Indonesia.

Editor: Arif Muhammad Iqbal

Tags

Terkini

Rekomendasi Obat Cacing Kucing Ampuh

Rabu, 15 Maret 2023 | 15:00 WIB

"Gejolak Kawula Muda" Tak Sekadar Lepas Kangen

Sabtu, 18 Februari 2023 | 15:09 WIB

Edan, Kota Batu Malang Punya Wisata Hotspring ala Bali

Selasa, 14 Februari 2023 | 12:50 WIB

Tantangan Dunia Perbukuan di Era Digitalisasi

Kamis, 12 Januari 2023 | 09:17 WIB
X