BOROBUDUR, suaramerdeka-jakarta.com
Membuat masakan enak, apapun itu, relatif bisa dilakukan orang. Tetapi menjualnya menjadi menu yang digemari, diburu pembeli, tak semua bisa melakukannya.
Terbukti lokasi yang tepat ditambah megahnya penataan dekorasi tak menjamin didatangi banyak pembeli.
"Luruskan dulu niat kita berdagang mau apa. Jika sekedar mencari keuntungan saya kurang sependapat, " ucap Pramono, pemilik Kopi Klotok, di Jalan Kaliurang KM 16 Jogyakarta, di suatu sore.
Baca Juga: Perppu Ciptaker Dibutuhkan untuk Kepentingan Ekonomi Jangka Panjang
Lokasi Kopi Klotok berada di desa pinggir sawah dan bukan di pinggir jalan raya.
Kopi Klotok sudah lama menjadi satu destinasi kuliner terpenting di Yogya. Jika kita berkunjung ke sana bisa langsung duduk itu beruntung.
Yang terjadi biasanya antre. Bahkan tak sedikit pelanggan yang rela duduk di tikar dan mau menikmati makanan di situ.
Baca Juga: Bripka RR Dituntut 8 Tahun Penjara Terkait Kasus Pembunuhan Berencana Brigadir J
Pram, sapaan akrabnya, awalnya adalah pekerja konstruksi sesuai latar belakangnya sebagai arsitek.
Ia mendirikan rumah makan semata ingin menciptakan peluang kerja bagi yang lain.
Kemudian ingin membantu lingkungan yang membutuhkan.
Baca Juga: Pandemi Makin Melandai, Tiket KA Lebaran Kemungkinan Mulai Dilepas H-45
Ada pesantren, panti sosial, masjid, dan lainnya. Ia juga tertib membayar pajak.
"Berani saja kita menentukan cita-cita. Misalnya, bulan ini kami ingin menyumbang yayasan yatim piatu berapa , mengajak rekreasi karyawan,
Artikel Terkait
SipEasy Coffee Tawarkan Sensasi Baru Menikmati Kopi
Bisnis Usaha Kopi Kekinian Jadi Tren dan Gaya Hidup Masyarakat
Secangkir Kopi Susu Terakhir Remy Sylado
Kopi Baja Hadiri untuk Berikan Ruang bagi Anggota ISSC