Tak Hanya Saat Matahari Terik, Sunscreen Juga Harus Dipakai Meski Saat Hujan

- Rabu, 15 Februari 2023 | 08:05 WIB
Peluncuran produk Anthelios UVMUNE 400 dengan teknologi filter UV terbaru, Mexoryl 400 dari La Roche Posay. (Dokumentasi)
Peluncuran produk Anthelios UVMUNE 400 dengan teknologi filter UV terbaru, Mexoryl 400 dari La Roche Posay. (Dokumentasi)

 

JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com, Penelitian mencatat 30% radiasi matahari Ultra-Long UVA dapat menembus hingga lapisan kulit terdalam yang hadir setiap hari bahkan ketika cuaca mendung dan berawan. Namun, filter UV generasi saat ini belum memberikan proteksi terhadap Ultra-Long UVA yang berada di panjang
gelombang 380-400nm.

Dermatologists dan Photoprotection expert dr. Srie Prihianti, SpKK(K), PhD, FINSDV, FAADV menjelaskan radiasi matahari terdiri dari sinar ultraviolet (UV) dari berbagai panjang gelombang. Sinar UVB (antara 280-320nm) seringkali dianggap sebagai dampak berbahaya matahari karena UVB menyebabkan dampak sunburn yang kasat mata dan cepat terlihat.

"Namun faktanya, UVB hanya mewakili 5% dari paparan sinar UV. 95% dari sinar UV yang mencapai bumi adalah sinar UV A," jelasnya, Selasa, 14 Februari 2023.

Dia menambahkan sinar UVA5 terbagi lagi menjadi beberapa panjang gelombang yaitu: short UVA (antara 320-340nm) dan Long UVA (antara 340-400 nm) dan dalam rentang ini ada Ultra-Long UVA (antara 380-400nm). 30% dari sinar UVA merupakan Ultra-Long UVA yang menembus kulit hingga lapisan kulit terdalam, dan merupakan salah satu penyebab utama penuaan kulit (skin-aging).

“Sinar UVA selalu hadir setiap hari, sepanjang tahun, bahkan ketika cuaca mendung dan dapat menembus kaca jendela. Sinar Ultra-long UVA menembus kulit sangat dalam dan memberikan dampak pada sel kulit secara progresif. Dampak klinis yang dapat terjadi seperti penuaan kulit (skin aging) yaitu kerutan pada kulit, pigmentasi, hingga kanker kulit," bebernya.

Namun, kebanyakan filter UV organik yang ada saat ini hanya melindungi dari panjang gelombang UVA hingga 360nm [Long UVA], tetapi kurang menyerap dalam kisaran 380-400nm atau yang disebutkan sebagai Ultra-Long UVA.

Untuk itu, La Roche Posay, merek perawatan kulit dermatologi di bawah L'Oréal Group memperkenalkan terobosan inovasi sunscreen yaitu Anthelios UVMUNE 400 dengan teknologi filter UV terbaru, Mexoryl 400. Produk ini melindungi kulit secara optimal bahkan terhadap sinar Ultra-Long UVA yang paling berbahaya sekalipun.

Baca Juga: Indonesia Event Management Summit Bakal Bahas Bisnis Bernilai Puluhan Triliun

Terobosan inovasi ini merupakan hasil dari 10 tahun penelitian dan kini telah hadir untuk konsumen di Indonesia. La Roche-Posay berkomitmen untuk terus menjadi pelopor dalam terobosan inovasi sun protection melalui rangkaian produk Anthelios.

Scientific Communication Director La Roche Posay International Ann’Laure Demessant menjelaskan, di L'Oréal, sains adalah poros inovasi. Tim L'Oréal Research & Innovation terus berinovasi untuk mengatasi dampak kerusakan kulit akibat sinar UV yang merupakan masalah kesehatan masyarakat.

"Dengan pengembangan teknologi filter UV, Mexoryl 400, tim R&I kami telah menjawab tantangan ilmiah nyata dengan menciptakan teknologi Filter UV yang mampu memberikan penyaringan dengan spektrum terluas dan melindungi kulit terhadap Ultra-Long UVA (380-400nm). Pengembangan Mexoryl 400
membutuhkan penelitian selama 10 tahun dengan 65 studi dan menjadi subjek 6 publikasi ilmiah. Lifechanging innovation ini tersedia di La Roche Posay Anthelios UVMune 400,” paparnya.

Anthelios UVMUNE 400 telah teruji secara klinis melindungi kulit dari paparan sinar UV. Produk ini juga dilengkapi dengan teknologi NETLOCK sehingga memiliki tekstur yang ringan dan sangat cair, tidak meninggalkan whitecast pada kulit, tahan terhadap air, keringat, dan pasir. Produk ini lembut di mata, cocok untuk semua jenis kulit, termasuk kulit sensitif dan berjerawat karena diformulasikan tanpa fragrance.

Tidak hanya dalam sains dan inovasi, La Roche Posay bersama dengan IPSOS melakukan studi global di 17 negara, termasuk Indonesia. Hasil studi menunjukkan bahwa sebanyak 46% masyarakat Indonesia tidak memahami perbedaan antara UVA dan UVB, lebih rendah dibanding tingkat pemahaman di dunia yang mencapai 70%.

Padahal Indonesia adalah negara iklim tropis terbesar dimana paparan terhadap sinar matahari terjadi setidaknya 12 jam sehari. Selain itu, 88% responden global memahami dampak paparan sinar matahari kepada kesehatan kulit, di
Indonesia, hanya 70% yang memahaminya.

Halaman:

Editor: Arif Muhammad Iqbal

Tags

Terkini

Keren, B Clinic Buka Cabang ke-17.

Rabu, 29 Maret 2023 | 18:57 WIB

Shireen Sungkar Anut Azas Kehati-hatian.

Jumat, 24 Maret 2023 | 11:24 WIB
X