JAKARTA, Jakarta.Suaramerdeka.com,- Jika kita ingin mendapatkan kumpulan kualitas dalam sebuah karya film dokumenter. Yang mampu memberikan rasa kesenangan dan kebanggaan pada indera kita. Kemudian menerbitkan rasa haru dan riang secara berbarengan, maka tontonlah film "Pesantren".
Film ini, dengan segala hormat kepada para kreatornya, mencitrakan keagungan pikiran dan budi, dalam menyajikan persoalan kehidupan pesantren di Indonesia. Yang kiwari dipandang sebelah mata. Karena berbagai kejadian negatif di dalamnya.
Dari persoalan perundungan seksual hingga tuduhan menghadirkan dan menyuburkan paham radikalisme dan terorisme.
Baca Juga: Bohong
Untungnya, di film yang disutradari dan diproduseri langsung oleh Shalahuddin Siregar, semua citra buruk itu tertepis dengan cara paling sederhana, tanpa kehilangan keanggunannya.
Menonton film dokumenter "Pesantren" adalah menonton Indonesia dari kaca mata yang berbeda. Kacamata kebesaran hati dan pikirannya. Menukil lirik lagu Nothing Else Matters milik Metallica, berbunyi; "Open mind for a different views". Demikianlah inti pelajaran yang diajarkan dalam film Pesantren.

Kita tahu sekali, berpikiran terbuka berarti memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan perspektif lian (orang lain) dan berusaha berempati kepada orang lain, bahkan ketika kita tidak setuju dengan mereka. Tentu saja, keterbukaan pikiran ada batasnya. Ini tidak berarti bahwa kita harus bersimpati dengan setiap ideologi. Tapi semangat dalam film ini, terbuka kepada setiap pikiran manusia. Mulia.
Baca Juga: Yenny Wahid vs Muhaimin Iskandar; Terlukalah Sampai Kau Mampus!
Karena di film yang berlatar sebuah pesantren di Cirebon ini, dialektika dalam menyikapi perbedaan pendapat diajarkan dengan sangat terbuka kepada para santrinya. Tidak ada kebenaran tunggal di sana. Semua terbuka untuk diuji. Dan setiap persona adalah ulama atas dirinya sendiri.
Bahkan binatang Anjing sekalipun, yang dinajiskan agama, tetap mempunyai banyak kemuliaan, jika ditimbang secara utuh. Karena dalam Islam, sebagaimana dituturkan dalam film Pesantren, dianjurkan untuk memandang suatu persoalan secara utuh.

Demikianlah banyak keindahan yang diceritakan dalam film Pesantren. Yang menurut Lola Amaria, selaku distributor film ini, terlalu banyak hal positif yang dibawa film Pesantren. "Karenanya, semoga banyak pencerahan di film ini," kata Lola Amaria dalam premiere resmi film Pesantren di Plaza Senayan Jakarta, Jumat (22/7/2022) petang.
Meski Lola Amaria, untuk kali kesekian juga harus kembali kecewa. Karena film Pesantren, yang sempat mundur beberapa kali, dari skedul yang pernah dirilis, hanya mendapatkan bilangan layar yang sangat terbatas.
Artikel Terkait
Keren, Ini Skedul Roadshow Film Pesantren
Dahsyat, Film Pesantren Tour de 10 Pesantren di Pulau Jawa