JAKARTA, suaramerdeka-jakarta.com - Indonesia punya banyak cerita rakyat dari berbagai daerah. Hampir semuanya mempunyai nilai pembelajaran dan pesan moral yang bisa diajarkan, khususnya kepada anak-anak.
Salah satunya adalah cerita rakyat yang menjadi legenda dari tanah Sumatra Barat 'Malin Kundang'. Cerita ini mengisahkan tentang seorang anak bernama Malin Kundang yang merantau, berhasil dan kemudian lupa pada sang ibundanya.
Pesan moral yang bisa diajarkan dari cerita rakyat ini bahwa anak harus berbakti kepada orang tua.
Cerita ini kerap dibacakan di hadapan anak-anak, baik di sekolah, komunitas dongeng, maupun beragam kegiatan yang melibatkan anak-anak. Termasuk oleh dosen Sastra Inggris Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ati Sumiati di depan anak-anak di Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Bukit Duri Bercerita, Sabtu (15/10).
Bersama dengan mahasiswa tingkat akhir, Sarah Nadiah, Ati secara bergantian membacakan kisah 'Malin Kundang' dalam bahasa Inggris, kemudian menjelaskannya dalam Bahasa Indonesia, sambil memutarkan video animasi. Apa yang dilakukan ini selain mengenalkan cerita rakyat, juga mengenalkan bahasa asing kepada anak-anak
Kegiatan ini memang merupakan bentuk Pengabdian kepada Masyarakat dari Program Studi: Sastra Inggris, Fakultas Bahasa dan Seni, UNJ dengan nama "Pelatihan Literasi Membaca Cerita Rakyat (Folklore) Berbahasa Inggris".
Menurut Ati, tujuan dari program pengabdian masyarakat ini yakni mengajarkan literasi membaca terutama membaca cerita rakyat dari Indonesia yang berbahasa Inggris. Dalam acara ini, baik Ati maupun Sarah juga mengajarkan pelafalan alfabet dan angka dalam bahasa Inggris.
Selain membaca cerita rakyat, pelatihan alphabet dan angka, anak-anak diajak bernyanyi bersama lagu berbahasa Inggris yang akrab di telinga anak-anak, antara lain, lagu berjudul “Twinkle Twinkle Little Stars”.
Sementara itu pendiri TBM Bukit Duri Bercerita, Safrudiningsih mengapresiasi kegiatan tersebut.