JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com-Israel tengah bergejolak usai Netanyahu berencana merombak sistem peradilan. Di reformasi itu, ia bakal memberikan kendali lebih banyak kepada politisi dan mengurangi peran Mahkamah Agung.
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu meminta para pedemo tertib menyusul protes yang tengah berlangsung gegara pemecatan terhadap menteri Pertahanan Yoav Gallant karena memprotes rencana sistem peradilan oleh Netanyahu
"Saya meminta para pedemo di Yerusalem, di sisi kanan dan kiri, untuk bertanggung jawab dan tak melakukan tindak kekerasan," kata Benjamin di Twitter, Senin (27/3).
Ia kemudian berujar, "Kita semua bersaudara."
Netanyahu juga mengklaim rencana amandemen itu akan mengembalikan keseimbangan lembaga yudisial dan eksekutif Israel.
Baca Juga: Pro Kontra Timnas Israel di Piala Dunia U-20, Mahfud Md: Kita Cari Jalan Keluarnya
Rencana tersebut ditolak sejumlah pihak mulai Menteri Pertahanan Yoav Gallat hingga Presiden Israel Isaac Herzog.

Gallant menilai, perombakan sistem peradilan berisiko terhadap keamanan negara. Imbas pertentangan itu, Netanyahu memecat Gallant.
Usai pemecatan itu, ribuan warga ramai-ramai menggelar protes di sejumlah kota termasuk Tel Aviv. Demo juga berlangsung di depan rumah Netanyahu, di Yerusallem
Para demonstran juga melakukan serangkaian aksi seperti membakar ban dan memblokade jalan.
Protes Eks PM Israel Kepada Netanyahu
Eks Perdana Menteri Israel Yair Lapid turut memprotes agenda pemerintah di bawah PM Benjamin Netanyahu untuk merombak sistem peradilan.
Lapid mengatakan kepada parlemen bahwa Israel menuju kehancuran jika rencana Netanyahu terwujud.
Artikel Terkait
I Wayan Koster Soal Tolak Timnas Israel: Soal Solusi, Tanya ke Yang Berhak
Banyak Sorotan, Arahan Tidak Buka Puasa Bersama Hanya Bagi Pejabat Pemerintah, Bukan Masyarakat Umum
Indonesia Incar Banyak Investor di Ajang Hannover Messe 2023
Harus Fokus, Ada Cabor di Asian Games Hangzhou yang Dihitung Kualifikasi Olimpiade 2024