JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com
Aksi Rasmus Paludan, seorang politikus ekstremis sayap kanan makin menjadi jadi dan tidak ada tindakan tegas terhadap sang politikus yang kerap kontra kepada islam.
Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz, akhirnya angkat bicara terkait pembakaran salinan Al Quran yang dilakukan oleh aktivis anti-Islam di Denmark.
Dilansir dari Al Arabiya, Raja Salman dan Kabinet Arab Saudi mengutuk aksi tersebut. Saudi menyerukan toleransi dan rasa hormat, serta penolakan terhadap penyebaran kebencian dan ekstremisme.
Pembakaran salinan kitab suci umat Islam kembali dilakukan Rasmus Paludan, di depan kantor Kedutaan Besar Turki di Kopenhagen.
Baca Juga: Hasil Kualifikasi Euro 2024: Spanyol dan Israel Kompak Kalah Telak
Ini bukan kali pertama Paludan melakukan tindakan provokatif semacam itu. Januari lalu, ia juga melakukan tindakan serupa di Kopenhagen dan Swedia.
Aksi Paludan dilakukan sebagai bentuk protes dan desakan, agar Turki segera merestui Swedia bergabung dengan NATO.
Untuk bergabung dengan NATO, Swedia perlu mengantongi dukungan seluruh anggota. Namun Turki tak kunjung memberi restu.
Sejumlah negara Muslim langsung bereaksi pasca insiden tersebut. Selain Arab Saudi, sederet negara lain seperti Qatar, Yordania, dan Kuwait juga melontarkan kecaman serupa.
Yordania menyebut aksi pembakaran itu memicu kebencian, sementara Qatar memperingatkan pembakaran itu sebagai tanda 'peningkatan berbahaya' terkait insiden terhadap Muslim.***
Artikel Terkait
246 Peserta Magang ke Jepang, Tujuannya Meningkatkan Kompetensi dan mendapatkan penghasilan Besar
RUU Kesehatan Jamin Warga Negara Sehat Lebih Mudah, Murah dan Akurat
PIS Turut Dampingi KNKT dan KLHK, Dukung Investigasi dan Mitigasi Kapal MT Kristin