KABUL, suaramerdeka-jakarta.com - Serangan bom bunuh diri kembali terjadi di Kabul Afganistan, yang kini dikendalikan Taliban.
Seorang pelaku bom bunuh diri menargetkan sebuah rumah sakit militer.
Dalam kejadian itu, sedikitnya 25 orang tewas dan sebagian terluka, termasuk warga sipil.
Baca Juga: Film Marvel Eternals Berhasil Puncaki Box Office
ISIS K mengaku bertanggung jawab atas peristiwa tersebut.
"Itu adalah insiden yang mengerikan," kata seorang saksi mata.
Mungkin serangan paling spektakuler kelompok itu terjadi di Bandara Kabul selama evakuasi massal saat AS pergi pada bulan Agustus.
Antara lain, 13 anggota layanan AS tewas. Ironisnya, laporan baru mengatakan mantan pejabat keamanan Afghanistan, yang dilatih oleh pasukan pimpinan AS, tidak terpengaruh oleh pemerintahan baru Taliban, bergabung dengan ISIS.
Baca Juga: Mengenang Vanessa Angel, Sukses Bintangi 26 Judul FTV
Dan pejabat AS mengatakan, ISIS-K bisa menjadi ancaman eksternal bagi tanah air dalam waktu enam bulan.
AS telah menawarkan untuk berbagi intelijen dengan Taliban tentang Negara Islam, namun tawaran itu ditolak.
Satu hal yang diinginkan Taliban adalah uang bantuan yang dibekukan, yang mungkin membantu menstabilkan negara.
Baca Juga: Vanessa Angel dan Suami Meninggal Dunia Akibat Kecelakaan, Mobilnya Hancur
PBB mengatakan hampir semua warga Afghanistan tidak mendapatkan cukup makanan dan sebagian besar negara itu bisa jatuh di bawah garis kemiskinan dalam beberapa bulan mendatang.
Artikel Terkait
Taliban Klaim Telah Kuasai Panjshir, Perang Saudara Berakhir
Wanita Cantik Ini Bersembunyi di Kamar Kecil Selama 15 Hari saat Taliban Menggeledah Rumahnya