Sarankan Suami Pukul Istri, Wakil Menteri Malaysia Didesak Mundur

- Kamis, 17 Februari 2022 | 20:51 WIB
Siti Zailah Mohd Yusoff, yang menjabat Wakil Menteri Untuk Pengembangan Perempuan, Keluarga Dan Masyarakat, dituduh menormalisasi kekerasan dalam rumah tangga dengan nasihatnya yang kontroversial (Ilustrasi: pexels/rodnae production)
Siti Zailah Mohd Yusoff, yang menjabat Wakil Menteri Untuk Pengembangan Perempuan, Keluarga Dan Masyarakat, dituduh menormalisasi kekerasan dalam rumah tangga dengan nasihatnya yang kontroversial (Ilustrasi: pexels/rodnae production)

 

JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com-Seorang menteri wanita Malaysia memicu kemarahan publik, setelah menyarankan para suami untuk ‘memukul dengan lembut’ istri yang keras kepala. 

Siti Zailah Mohd Yusoff, yang menjabat Wakil Menteri Untuk Pengembangan Perempuan, Keluarga Dan Masyarakat, dituduh menormalisasi kekerasan dalam rumah tangga dengan nasihatnya yang kontroversial itu.

Dalam video berdurasi dua menit yang diposting di Instagram berjudul 'Kiat Ibu', Siti menasihati para suami untuk 'mendisiplinkan' istrinya yang 'keras kepala' dengan berbicara kepada mereka. Tapi jika tidak ada perubahan, mereka disarankan tidur terpisah selama tiga hari.

“Namun, jika istri masih menolak untuk menerima nasihat, atau mengubah perilakunya setelah pemisahan tidur, maka suami dapat mencoba pendekatan sentuhan fisik, dengan memukulnya dengan lembut, untuk menunjukkan ketegasan dan seberapa besar keinginannya untuk berubah,” kata Siti Zailah dalam video tersebut, seperti dikutip dari dailymail (17/2/2022).

Baca Juga: Virgoun dan Budi Doremi Beatles Indonesia?

Siti yang merupakan anggota parlemen dari Partai Islam Pan-Malaysia, juga menyarankan perempuan untuk hanya berbicara dengan suami mereka jika sudah memiliki izin. 

'Bicaralah pada suamimu saat sudah tenang, selesai makan, sudah sholat dan santai,' kata Siti Zailah. 'Kalau kita mau bicara, minta izin dulu.'

Video siti mendapat kecaman dari koalisi kelompok pejuang hak-hak perempuan. Ia bahkan dituntut mengundurkan diri, karena mendorong kekerasan suami terhadap istri.

"Wakil menteri harus mundur karena menormalkan kekerasan dalam rumah tangga, yang merupakan kejahatan di Malaysia, serta melestarikan ide dan perilaku yang bertentangan dengan kesetaraan gender," bunyi pernyataan bersama koalisi tersebut.

Baca Juga: Terkait Perpanjangan Kontrak: Paul Pogba Masih Sabar Hingga Akhir Musim di MU, Comeback ke Juve?

Pernyataan Siti dinilai kontraproduktif dengan tugasnya sebagai pengembangan perempuan. Apalagi data menunjukkan antara 2020 hingga 2021, ada 9.015 laporan polisi tentang kekerasan dalam rumah tangga. Angka yang sebenarnya bisa saja lebih tinggi karena banyak wanita tidak mengadukan pelecehan yang mereka alami.

Koalisi menilai, sebagai seorang menteri yang ditunjuk untuk menegakkan kesetaraan gender dan melindungi hak-hak perempuan, pernyataan Siti terdengar menjijikkan.***

 

Halaman:

Editor: Arief Sinaga

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X