Ukraina Sendirian Hadapi Invasi Rusia, Erdogan: NATO Tidak Serius!

- Jumat, 25 Februari 2022 | 22:22 WIB
Pertmuan Erdogan dengab Putin pada tahun 2021 (Tangkapan layar instagram@rterdogan)
Pertmuan Erdogan dengab Putin pada tahun 2021 (Tangkapan layar instagram@rterdogan)

 

JAKARTA,suaramerdeka-jakarta.com-Rusia makin menggila menggempur Ukraina dari jalur darat, laut maupun udara. Ukraina dalam posisi terkepit tanpa bantuan negara anggota NATO sekalipun.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menilai NATO dan negara Barat tidak tegas merespons serangan Rusia ke Ukraina. Ia berharap konferensi tingkat tinggi NATO dapat menghasilkan pendekatan yang lebih tegas.

"Seharusnya tidak hanya kecaman biasa. NATO seharusnya mengambil langkah yang lebih tegas," tutur Erdogan setelah melakukan ibadah Jumat di Istanbul, Jumat (25/2), dikutip dari Reuters.

"Mentalitas Uni Eropa dan negara Barat tidak menunjukkan tekad yang serius. Mereka semua terus memberikan saran kepada Ukraina. Tidak mungkin bisa melangkah hanya dengan saran. Saat Anda melihat langkah yang diambil, sebenarnya tidak ada."

Baca Juga: Rusia Bombardir Ukraina, MU Hentikan Kerjasama Dengan Aeroflot, Schalke 04 Copot Logo Gazprom Dari Jersey

Sebelumnya, Erdogan sempat mengutarakan rasa sedihnya atas konflik Ukraina dan Rusia. Ia menilai, serangan Rusia ini merupakan pukulan telak bagi keamanan kawasan.

Walaupun demikian, Turki menolak menjatuhkan sanksi Rusia, berbeda dengan beberapa negara Barat lain. Turki juga tidak menggunakan kata "invasi" untuk menggambarkan situasi ini. Ia hanya menyatakan serangan Rusia "tak dapat diterima."

Kiev juga sempat meminta Turki untuk menutup selat Bosphorus dan Dardanelles demi mencegah kapal Rusia masuk ke Laut Hitam yang berada di selatan Ukraina.

Namun, Ankara menyatakan tak bisa memenuhi permintaan Kiev. Turki menekankan bahwa Rusia memiliki hak untuk menarik kapal mereka ke pangkalan berdasarkan pakta 1936.

Turki, yang juga merupakan anggota NATO, memiliki hubungan dekat dengan Ukraina dan Rusia. Negara itu kerap menjadi penengah netral saat dua kubu melakukan perundingan.

Sementara itu, Rusia dan Ukraina sendiri bukan anggota NATO. Dengan demikian, NATO tak dapat bergerak langsung ke kedua negara itu.***

 

Editor: Arief Sinaga

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X