"Biasa itu mendekati pemilu, bisa jadi mencari simpati pendukungnya warga negara Israel keturunan Arab," kata Fahmi pada rabu (28/9).
Ia bahkan menegaskan pernyataan Lapid bukan karena ingin damai, tapi semata bermuatan politis.
"Enggak (murni ingin damai). Sudah biasa menjelang pemilu. Masih mending biasanya (Israel) menyerang Jalur Gaza untuk mendapat dukungan dari Yahudi garis keras," ucap Fahmi
Sementara itu Pengamat hubungan internasional dari Universitas Indonesia, Suzie Sudarman, juga menilai ucapan Lapid omong kosong.
"Ucapan Perdana Menteri tidak terlampau banyak artinya. Hanya sebuah sinyal kepada dunia, khususnya Presiden Amerika Serikat, (Joe) Biden, bahwa Israel tetap berniat baik," kata Suzi.
Sementara itu, Presiden AS saat ini, Biden, juga berasal dari Partai Demokrat, yang mengutamakan solusi dua negara.
"Jelas arahan Presiden Biden ke Israel bahwa solusi dua negara perlu dihidupkan kembali," ujar Suzie.
Baca Juga: Diduga Kirimkan Pasokan Drone Ke Rusia, Presiden Ukraina Ancam Putus Hubungan Dengan Iran
Omong kosong ini semakin terlihat ketika pasukan Israel dilaporkan menyerbu Jalur Gaza hanya beberapa hari setelah Lapid berpidato di sidang Majelis Umum PBB.
Pada Selasa petang, International Middle East Media melaporkan Angkatan Laut Israel menyerang kapal nelayan Palestina di utara Jalur Gaza, Rafah, dan selatan jalur itu, Beit Lahia.
Artikel Terkait
Berkas Dinyatakan Lengkap, Polri: Bukti Komitmen Usut Tuntas Kasus Duren Tiga
PDIP Siap Punya Capres Sendiri